Riset: UMKM Digital Bisa Dongkrak PDB RI Rp 2.432 Triliun pada 2024

Fahmi Ahmad Burhan
9 September 2020, 18:25
Riset: UMKM Digital Bisa Dongkrak PDB RI Rp 2.432 Triliun pada 2024
ANTARA FOTO/Feny Selly/hp.
Ilustrasi, pelaku usaha menunjukkan katalog online produk sepatu berbahan tenun songket milik merk Nadina Salim mitra Binaan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) dipajang di salah satu gerai UMKM di Palembang,Sumsel, Senin (20/7/2020).

Riset dari International Data Corporation (IDC) dan Cisco menunjukkan, digitalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat meningkatkan pendapatan negara. Setidaknya Produk Domestik Bruto (PDB) bisa bertambah US$ 160 miliar-US$ 164 miliar (Rp 2.372,6 triliun-Rp 2.432 triliun) pada 2024.

Managing Director Cisco Indonesia Marina Kacaribu mengatakan, pendapatan UMKM bisa meningkat jika mendigitalkan usahanya. Peningkatannya bisa lebih tinggi lagi, apabila pelaku usaha mahir menggunakan berbagai platform digital dalam memasarkan produk.

Berdasarkan riset bertajuk Asia Pacific SMB Digital Maturity Study 2020, UMKM dibedakan dalam empat kategori. Keempatnya yakni indifferent, digital observer, challenger, dan native.

Riset itu menunjukkan, pendapatan UMKM indifferent dan digital observer hanya meningkat 8% setelah mendigitalkan bisnisnya. Sedangkan peningkatan pendapatan UMKM challenger 12%, sementara native bisa sampai 16%.

Sedangkan mayoritas UMKM Indonesia masih tergolong indifferent. "Artinya, masih banyak UMKM yang hanya mengadopsi teknologi digital seadanya," kata Marina saat konferensi pers virtual, Rabu (9/9).

Dalam hal ini, lanskap UMKM Indonesia mirip dengan Filipina dan Vietnam. Posisinya di bawah Singapura dan Thailand, yang sebagian besar UMKM-nya kategori digital observer.

Oleh karena itu, Indonesia perlu meningkatkan lagi kematangan UMKM digitalnya. Dengan begitu, kontribusinya terhadap PDB semakin besar. “Produktivitas lebih tinggi dan kontribusi ke nasional lebih besar," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), UMKM menyumbang 57,8% terhadap PDB nasional. Sedangkan jumlah UMKM di Indonesia sekitar 64,2 juta pada 2018, sebagaimana tecermin pada Databoks di bawah ini:

Berdasarkan riset IDC dan Cisco, PDB bisa meningkat hingga Rp 2.432 triliun jika UMKM meningkatkan kemampuannya memanfaatkan platform digital dari level indifferent menjadi digital observer atau challenger pada 2024.

Salah satu caranya, pelaku usaha berinvestasi dalam hal infrastruktur digital, sesuai kebutuhan bisnisnya. Setidaknya, ada tiga investasi teknologi yang menjadi prioritas UMKM.

Pertama, 20% UMKM memilih berinvestasi di teknologi komputasi awan (cloud computing). Kedua, 18% pelaku usaha berfokus pada keamanan siber. Terakhir, 13% berinvestasi pada perangkat lunak (software).

"Layanan cloud dan keamanan siber perlu ditingkatkan terlebih dahulu,” ujar AVP Head Digital Transformation & SMB research di IDC Daniel-Zoe Jimenez. Selain itu, UMKM perlu memberi perhatian lebih pada pengalaman pelanggan, konferensi video, dan solusi kemampuan analisis.

Penentuan prioritas investasi itu bertujuan memitigasi UMKM bangkrut. Apalagi, berdasarkan data Asosiasi UMKM Indonesia, 30 juta UMKM ‘gulung tikar’ akibat pandemi corona.

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia Ikhsan Ingratubun mengatakan, UMKM yang bangkrut itu omzetnya menurun. Selain itu, sudah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK karyawan.

Setidaknya, ada tujuh juta pegawai informal yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. Ini pula yang menyebabkan daya beli masyarakat anjlok.

Menurunnya konsumsi rumah tangga juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II yang terkontraksi 5,32% secara tahunan (year on year/yoy). Hal ini tecermin pada Databoks di bawah ini:

Ikhsan pun menilai, UMKM mau tak mau harus bangkit sendiri sebelum mendapat bantuan dari pemerintah. Apalagi, lembaga keuangan seperti pegadaian atau bank biasanya hanya memberikan pinjaman dana, jika usaha memiliki prospek baik.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...