Cerita Bos Netflix, Ditolak Tiongkok Malah Dapat 193 Juta Pengguna
Co-CEO Netflix Reed Hastings mengaku perusahaannya pernah ditolak oleh pemerintah Tiongkok beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, korporasi di bidang Video on Demand (VoD) ini berfokus menyasar pasar lain di Asia, seperti India dan Indonesia.
Kini, jumlah pengguna Netflix mencapai 193 juta secara global berdasarkan data Statista. Perusahaan juga hadir di 190 negara, meningkat dibandingkan 2014 yang hanya 40 negara.
Hastings pun mengatakan, perusahaan tak lagi berusaha untuk masuk pasar Tiongkok. Ini karena ia tidak ingin menghabiskan waktu mengurusi perizinan di Negeri Panda, dan memilih berfokus menggarap pasar lain.
"Ada begitu banyak peluang bagi kami di Asia. Seluruh Asia, India khususnya, Korea, Jepang, Indonesia. Kemudian seluruh Eropa dan Amerika Latin," kata Hastings dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (9/9) malam.
Hastings mengatakan, pelanggan internasional sudah menjadi kunci strategis bagi pertumbuhan Netflix. Selain itu, investor di Wall Street berpengaruh terhadap bisnis perusahaan.
Selama pandemi corona, jumlah pengguna Netflix juga terus melonjak. Pada Kuartal I, jumlahnya meningkat 15,8 juta. Peningkatan ini dua kali lipat lebih dari perkiraan awal.
Harga saham Netflix bahkan naik 11% pada 19 Februari lalu, ketika indeks S&P 500 SPX anjlok 19%.
Saat itu, Analis senior Investing.com Haris Anwar mengatakan, keuntungan besar Netflix menunjukkan sahamnya mampu bertahan saat ada imbauan beraktivitas di rumah akibat Covid-19. "Namun tak ada jaminan bahwa resesi global dan meningkatnya persaingan tidak memukul Netflix akhir tahun ini," kata dia.
Jumlah pengguna Netflix pun bertambah lagi 10,2 juta pada kuartal II. Lagi-lagi, peningkatan ini melebihi ekspektasi awal perusahaan.
Dengan demikian, pelanggan baru berbayar Netflix melonjak 26 juta hanya dalam enam bulan. Padahal, perusahaan butuh waktu setahun untuk mendapatkan tambahan 28 juta pelanggan pada 2019.
Secara total, jumlah pengguna Netflix mencapai 193 juta per akhir Juni ini berdasarkan data Statista. Data lainnya terkait jumlah konsumen perusahaan VoD ini dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Pangsa pasar Netflix paling besar yaitu Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Pada 2020, jumlah pelanggan berbayar Netflix di AS mencapai 72,9 juta. Di Kanada jumlahnya 67,1 juta per akhir tahun lalu.
Pelanggan di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika menempati posisi berikutnya, dengan jumlah konsumen 47,4 juta per akhir tahun lalu. Sedangkan jumlah pelanggan di Indonesia dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Sedangkan Asia Pasifik menjadi pasar Netflix yang paling kecil. Jumlah pelanggannya tercatat 14,5 juta, karena tidak termasuk pasar Tiongkok.
Padahal, potensi bisnis VoD di Tiongkok cukup besar. Berdasarkan data Statista, pendapatan Tiongkok dari segmen VoD diproyeksikan mencapai US$ 8.840 juta pada 2020.
Tingkat pertumbuhan tahunan pendapatan dari segmen VoD di Negeri Tirai Bambu diperkirakan 18,2%. Volume pasarnya juga diprediksi mencapai US$ 20.410 juta pada 2025. Segmen pasar VoD terbesar yakni video streaming, dengan volume pasarnya diproyeksikan US$ 7.909 juta pada 2020.
Sedangkan penetrasi pengguna layanan VoD di Tiongkok pun akan terus meningkat. Pengguna VoD diprediksi naik 17,1%, tahun ini, lalu naik 34,6% pada 2025.