Tencent, TikTok, Zoom Pilih Investasi di Singapura Ketimbang Indonesia

Fahmi Ahmad Burhan
16 September 2020, 10:21
Tencent, TikTok, Zoom Pilih Investasi di Singapura Ketimbang Indonesia
ANTARA FOTO/ REUTERS/Edgar Su/hp/dj
Pemandangan perahu yang nyaris kosong dekat Merlion Park, saat pariwisata harus menghadapi penurunan curam akibat mewabahnya virus corona (COVID-19), di sepanjang Marina Bay, Singapura, Kamis (26/3/2020).

Raksasa teknologi asal Tiongkok, Tencent Holdings berencana mengembangkan pusat regional untuk Asia Tenggara di Singapura. Pengembang aplikasi TikTok, ByteDance dan Zoom pun memilih negeri jiran ini ketimbang Indonesia.

Sumber Reuters yang mengetahui rencana itu mengatakan, Tencent akan mengembangkan pusat bisnis yang komprehensif di Singapura. Fasilitas ini bakal digunakan untuk pengembangan gim online seperti PUBG Mobile.

Advertisement

Langkah itu ditempuh ketika PUBG Mobile dilarang beroperasi di India. Selain itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memblokir aplikasi percakapan besutan Tencent, WeChat.

"Kami memandang keputusan Tencent sebagai langkah yang diperlukan untuk memperluas penawaran layanan perusahaannya ke pasar baru," kata Analis China Renaissance Alex Liu dikutip dari Reuters, Selasa (15/9).

Tencent memiliki beberapa investasi minoritas di Asia Tenggara, salah satunya di induk Shopee, Sea Ltd. Selain itu, raksasa teknologi ini menanamkan modalnya di Gojek.

Perusahaan teknologi asal Tiongkok lainnya, ByteDance juga berencana menjadikan Singapura sebagai pusat pengembangan bisnis untuk ekspansi global. Induk TikTok ini akan menghabiskan beberapa miliar dolar AS dan menambah ratusan pekerjaan selama tiga tahun ke depan di Negeri Singa.

Bahkan, ByteDance mengajukan izin untuk operasional bank digital di negeri jiran itu. Perusahaan ini juga tertekan oleh sanksi Trump.

Dikutip dari Straits Times, pendiri ByteDance Zhang Yiming telah lama mengamati potensi pasar Asia Tenggara, dengan 650 juta penduduk yang mulai melek internet. Perusahaan pun berencana membangun pusat data di Singapura.

Bulan lalu, pengembang aplikasi rapat virtual Zoom juga membuka pusat data baru di Singapura. Ini dilakukan di saat keamanan data pengguna Zoom diragukan.

Head of International Zoom Abe Smith mengatakan, pengguna layanan gratis Zoom di negeri jiran itu melonjak 65 kali lipat. Sedangkan konsumen berbayar jumlahnya meningkat tiga kali lipat sejak Januari hingga Agustus.

Perusahaan teknologi asal AS, Facebook juga menggelontorkan dana US$ 1 miliar untuk membangun pusat data di Singapura pada 2018. Fasilitas ini diprediksi mulai beroperasi pada 2022.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement