Jakarta PSBB Lagi, Fintech KoinWorks & Akseleran Mitigasi Kredit Macet
Pemerintah Provinsi (pemprov) DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai pekan ini. Startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) KoinWorks dan Akseleran pun berfokus memitigasi risiko kredit macet.
Hal itu karena ada kekhawatiran PSBB berdampak terhadap bisnis peminjam. Co-founder sekaligus CEO KoinWorks Benedicto Haryono mengatakan, perusahaan sudah mengantisipasi risiko kredit macet sejak PSBB Maret hingga Juni lalu.
Selama periode itu, perusahaan menyalurkan pinjaman Rp 250 miliar. Sedangkan rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) dijaga 1%.
"Kami akan terus memberikan pendampingan kepada para Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui ragam layanan keuangan," kata Benedicto dikutip dari siaran pers, Rabu (16/9).
Selama pandemi corona, perusahaan hanya menyasar sektor UMKM potensial. Salah satunya pedagang online di e-commerce maupun media sosial, karena transaksinya rerata masih meningkat.
Berdasarkan survei Redseer, sebagian konsumen mulai menggunakan aplikasi e-commerce karena adanya pandemi Covid-19. Hal ini tecermin pada Databoks di bawah ini:
Selain itu, transaksi bisnis penjual online tersedia, sehingga memudahkan proses penilaian pinjaman (credit scoring).
Selama PSBB Maret hingga Juni, perusahaan juga memberikan restrukrisasi kredit. KoinWorks memperkirakan, hanya 2% peminjam yang mengajukan keringanan saat penerapan kembali PSBB di Jakarta.
Meski begitu, jumlah pengguna KoinWorks tetap tumbuh 41% selama pandemi virus corona, menjadi 519 ribu lebih per Juni lalu. Nilai pembiayaan juga meningkat 15% secara tahunan (year on year/yoy) pada paruh pertama tahun ini.
Dari nilai pembiayaan itu, 41,8% di antaranya disalurkan ke sektor busana dan kuliner. Sedangkan 19,61% mengalir ke sektor olahraga dan hobi, lalu 11,5% ke segmen elektronik.
Fintech lending lainnya, Akseleran juga meningkatkan upaya mitigasi risiko kredit macet di masa pemberlakuan PSBB kembali. "Kami selalu berusaha mempertahankan kualitas pinjaman dengan rasio NPL yang tetap terjaga rendah," kata Co-Founder sekaligus CEO Akseleran Ivan Tambunan.
Perusahaan memberikan informasi penagihan kepada peminjam yang statusnya terlambat secara berkala. Akseleran juga memperketat penilaian kredit terhadap calon peminjam.
Selain itu, menilai secara menyeluruh terkait dampak Covid19 terhadap bisnis calon peminjam. Lalu memantau portofolio dan menerapkan asuransi kredit yang berkelanjutan.
Perusahaan optimistis rasio kredit macet terjaga di bawah 1% dengan adanya upaya tersebut, meski PSBB kembali diterapkan di ibu kota.
Sedangkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerapan PSBB Jakarta berpotensi membuat ekonomi terkontraksi lebih dalam tahun ini. Sebab, perekonomian di ibu kota menyumbang 17% terhadap PDB.
Pada kuartal II lalu, ekonomi Jakarta minus 8,22% yoy. Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta menjelaskan, penurunan kinerja ekonomi melemahkan daya beli masyarakat dan menyebabkan menurunnya konsumsi rumah tangga.
Meski begitu, Sri Mulyani menilai dampak PSBB Jakarta kali ini berbeda dibandingkan sebelumnya, karena berfokus pada pusat penyebaran Covid-19 termasuk perkantoran. Oleh karena itu, ia tidak mengubah proyeksi ekonomi tahun ini.
"Namun kami siapkan kemungkinan ekonomi tumbuh paling rendah atau negatif 1,1%, karena ada PSBB seperti di Jakarta," kata Sri Mulyani, kemarin (15/9).
Pemerintah masih memproyeksikan ekonomi kuartal tiga minus 2,1% hingga 0%. Namun, Sri Mulyani tak menampik ada potensi ekonomi kuartal III terkontraksi lebih dalam dari prediksi.