AirAsia Tantang Traveloka, Gojek, Grab dengan Mengembangkan SuperApp

Desy Setyowati
23 September 2020, 15:35
AirAsia Tantang Traveloka, Gojek, Grab dengan Mengembangkan SuperApp
Aleksandr Khakimullin/123rf
Ilustrasi

Perusahaan maskapai penerbangan, AirAsia akan meluncurkan aplikasi super (superapp) bulan depan. Korporasi berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia ini akan menjadi pesaing Traveloka, Gojek, dan Grab.

CEO AirAsia Tony Fernandes mengatakan, perusahaannya akan meluncurkan pemesanan hotel dan tiket pesawat terlebih dulu. Perusahaan menggaet Kiwi.com pada bulan lalu, dan menambahkan fitur multi-kota untuk pemesanan tiket di AirAsia.com.

Advertisement

Fitur baru itu memungkinkan pengguna memesan tiket pesawat ke berbagai destinasi domestik di Indonesia dengan sekali klik.

“Saya ingin menjadi Traveloka, yang menurut saya perusahaan hebat meskipun mereka mengusir AirAsia (dari platform),” kata Tony saat berbincang dengan mantan Menteri Perdangan Gita Wirjawan yang diunggah pada akun YouTube-nya, Senin lalu (21/9).

Layanan AirAsia memang sempat hilang dari platform Traveloka pada awal tahun lalu. Maskapai penerbangan ini pun memutuskan untuk menghentikan secara permanen penjualan tiket pesawatnya melalui aplikasi buatan unicorn Indonesia itu.

Kini, perusahaan mengembangkan platform AirAsia yang akan dapat menjual tiket pesawat dari maskapai penerbangan lainnya seperti Qatar Air dan Turkish Airlines. “Saya berkata, ‘kami pantas mendapatkan yang lebih baik daripada ditendang. Jadi mari kami buka platform ini’,” ujar dia.

Perusahaan juga menggandeng Agoda untuk menyediakan layanan pemesanan hotel. Namun AirAsia menghentikan kerja sama dengan Expedia, dan berfokus mengembangkan AirAsia.com.

Selain itu, AirAsia ingin mengembangkan produk lain yakni logistik yang mendukung pengiriman barang e-commerce. Gojek dan Grab menyediakan layanan serupa terlebih dulu melalui GoSend dan GrabExpress.

AirAsia akan mengandalkan perusahaan kargo Teleport Indonesia, yang digaet pada Mei lalu untuk masuk ke pasar logistik. “E-commerce adalah tentang logistik,” kata dia.

McKinsey sempat memprediksi terdapat 1,6 miliar paket yang dikirim atas transaksi di e-commerce pada 2022. Jumlahnya bisa meningkat lagi, mengingat layanan e-commerce semakin diminati selama pandemi Covid-19 sebagaimana Databoks di bawah ini:

Berdasarkan laporan AppsFlyer bertajuk ‘The State of Shopping App Marketing 2020 Edition’, konsumen Indonesia menghabiskan waktu di platform e-commerce meningkat 70% selama Februari-Juni.

Selain itu, Facebook dan Bain & Company memperkirakan bahwa nilai transaksi belanja online di Indonesia hampir US$ 72 miliar atau sekitar Rp 1.047,6 triliun pada 2025. Angka ini melonjak dibandingkan proyeksi awal US$ 48 miliar.

Proyeksi nilai transaksi belanja online melonjak menjadi US$ 147 miliar di Asia Tenggara pada 2025. Angka ini juga meningkat dibandingkan prediksi awal yang hanya US$ 120 miliar.

Tony juga akan merambah layanan pesan-antar makanan (food delivery), yang sudah disediakan oleh Gojek dan Grab melalui GoFood dan GrabFood. Namun AirAsia tak ingin merambah layanan pengantaran atau berbagi tumpangan (ride-hailing) seperti taksi dan ojek online.

Perusahaan akan berfokus menjadi agregator, yang membandingkan harga layanan berbagi tumpangan dari korporasi lain. “Kami tidak akan memulai layanan ini. Dapat kehilangan uang dengan sangat cepat,” kata Tony.

Selain itu, ia menyampaikan akan menawarkan skema kemitraan yang lebih baik dengan mitra penjual (merchant). Ia menilai bahwa banyak platform pesan-antar makanan yang memperlakukan mitra dan konsumen secara berbeda.

Tony mencontohkan, Grab mendapatkan data dan komisi dari setiap transaksi. “Saya ingin mengubahnya dan memeratakannya,” ujar dia. Hanya ia tidak memerinci skema kemitraan yang bakal diterapkan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement