Aliran Cepat Kredit Usaha Rakyat Lewat Platform E-Commerce & Super App

Desy Setyowati
25 September 2020, 18:30
pertumbuhan ekonomi, e-commerce, fintech, pen, virus corona, pandemi corona, covid-19, fintech lending, Gojek, Grab,
Katadata
Ilustrasi. Penyedia layanan digital diramal dapat mempercepat proses penyaluran KUR.

Pemerintah menggaet Gojek, Grab, Tokopedia, dan Shopee untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Langkah ini dinilai dapat mempercepat proses distribusi pinjaman.

Total KUR yang disalurkan melalui keempat startup itu Rp 31,08 miliar, yang akan diberikan kepada 294 debitur. Penyaluran dilakukan oleh BNI, BRI, dan Bank Mandiri.

Advertisement

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, keempat penyedia layanan digital itu dapat mempercepat proses penyaluran KUR. Sebab, “tantangan perbankan sejauh ini yaitu kehati-hatian dalam menyalurkan dana,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (25/9).

Sedangkan UMKM yang menjadi mitra Gojek, Grab, Tokopedia, dan Shopee memiliki catatan transaksi. Laporan ini bisa menjadi pertimbangan bank dalam menilai risiko kredit.

“Sejauh ini para pegiat UMKM lebih condong berjualan online. Harapannya kerja sama itu membuat dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) lebih tepat sasaran,” kata Okie.

Associate Director LD FEB UI I Dewa Gede Karma Wisana juga sempat menyampaikan, UMKM yang berjualan online memiliki laporan penilaian dari konsumen. Data ini dan transaksi penjualan dapat menjadi pertimbangan bank.

Studi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics pun menunjukkan, UMKM yang berjualan online lebih mudah mendapatkan pinjaman. Laporan ini berdasarkan survei terhadap 5.008 responden, yang merupakan mitra Grab baik GrabBike, GrabCar, dan GrabFood.

Sebanyak 46% mitra GrabBike, 34% GrabCar, dan 50% GrabFood mengaku dapat meminjam uang dengan lebih mudah ke bank maupun teknologi finansial pembiayaan (fintech lending), setelah bergabung dengan Grab.

Hal senada disampaikan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki. “Data-data perkembangan usaha akan terekam secara digital," kata dia, pada Juni lalu (29/6).

Oleh karena itu, pemerintah menargetkan 10 juta pelaku UMKM masuk ke ekosistem digital hingga akhir tahun ini. Setidaknya ada satu juta pengusaha yang merambah platform digital selama Maret hingga awal Juli, sehingga totalnya hampir mencapai target.

Meski begitu, jumlahnya hanya sekitar 14% dibandingkan total UMKM di Indonesia. Jumlahnya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

BRI sebenarnya sudah menggaet Grab dan Shopee untuk menyalurkan KUR di luar program PEN, sejak Mei lalu. Perusahaan menyalurkan KUR Rp 43,2 triliun kepada 1,5 juta debitur per April atau rerata Rp 10,8 triliun setiap bulan.

Jumlahnya meningkat menjadi Rp 56 triliun kepada dua juta peminjam per Juni. Nilainya naik Rp 12,8 triliun setelah sekitar satu setengah bulan menggandeng Grab dan Shopee.

Katadata.co.id meminta tanggapan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari terkait kontribusi platform digital dalam menyalurkan KUR. Namun belum ada respons hingga berita ini dirilis.

Meski begitu, ia sempat menyampaikan bahwa perusahaan berfokus pada restrukturisasi kredit pada April dan Mei. Lalu mulai ekspansi pada Juni, sehingga penyalurannya meningkat.

Ia berharap, kerja sama dengan Grab dan Shopee dapat mempermudah masyarakat mengakses pembiayaan KUR. “Juga meningkatkan penyerapan,” kata Supari dikutip dari siaran pers, pada Mei lalu (15/8).

Perusahaan mencatat ada 5.898 UMKM mitra Grab, Gojek, Tokopedia, dan Shopee yang telah mengajukan pinjaman KUR.

Selain BRI, Bank Mandiri sudah menggaet Bukalapak untuk menyalurkan pinjaman sejak Maret 2019. Perusahaan memberikan kredit Rp 2,8 miliar kepada lebih dari 60 peminjam dalam dua bulan setelah bermitra.

Bank milik negara itu juga menggaet Tokopedia dan Shopee sejak Juli. Kemudian menggandeng fintech pembayaran, LinkAja pada awal bulan ini.

Katadata.co.id meminta tanggapan Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang terkait kontribusi platform digital dalam menyalurkan kredit. Namun belum ada respons.

Di satu sisi, Bank Mandiri memang berfokus memperkuat data analisis dengan membangun enterprise information and decision platform. Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, teknologi ini mengelola lebih dari 100 juta rekaman data setiap hari.

Fasilitas itu diklaim membantu perusahaan menganalisis data terkait risiko kredit dengan cepat. "Pendekatan berbasis data saat ini sangat krusial dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis kami maupun nasabah," ujar Hery dikutip dari siaran pers, beberapa waktu lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement