ShopBack dan RedDoorz Investigasi Kebocoran Data Pengguna

Fahmi Ahmad Burhan
28 September 2020, 17:29
Shopback dan RedDoorz Investigasi Kebocoran Data Pengguna
123RF.com/rawpixel
Ilustrasi keamanan internet

Perusahaan pengembang aplikasi pre-e-commerce dan kurator promosi ShopBack dan startup jaringan hotel RedDoorz melaporkan adanya akses tidak sah terhadap data pribadi pengguna. Keduanya pun menyelidiki ada tidaknya kebocoran data.

ShopBack mengaku, ada akses tidak sah ke platform beberapa hari lalu. "Kami segera melakukan tindakan pengamanan dan akses tidak sah itu kami hapus," kata juru bicara perusahaan kepada Katadata.co.id, Senin (28/9). 

Advertisement

Startup berbasis di Singapura itu pun melibatkan spesialis keamanan digital untuk mengkaji pelanggaran. Selain itu, untuk meningkatkan keamanan platform ke depan.

Perusahaan juga bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki tingkat kerusakan sistem.

Meski begitu, ia mengatakan bahwa kata sandi akun pengguna sudah dienkripsi. "Kami juga telah mengirimkan pemberitahuan kepada konsumen di Indonesia mengenai hal ini," katanya.

Perusahaan mengimbau pengguna untuk mengubah kata sandi. "Sebisa mungkin, hindari menggunakan password yang sama dengan yang digunakan pada aplikasi lainnya," ujarnya.

RedDoorz juga mencatat ada pelanggaran data pengguna. Meski begitu, perusahaan mengaku datanya tidak bersifat sensitif seperti kartu kredit atau kata sandi.

Data yang bocor mencakup nama, alamat email, nomor telepon, alamat, dan detail pemesanan.

Juru bicara RedDoorz mengatakan, perusahaan tengah menyelidiki kebocoran data itu. "Kami juga meninjau keseluruhan sistem dan perlindungan teknologi informasi," katanya dikutip dari The Strait Times, Senin (28/9).

RedDoorz juga sudah memberitahu pengguna melalui surat elektronik. Dalam pesan itu, Co-founder sekaligus CTO RedDoorz Kunwar Asheesh Saxena mengatakan, akses tidak sah masuk ke sistem perusahaan sejak pekan pertama September. 

Kunwar mengimbau pengguna mengubah semua kunci akses sistem dan akses kredensial. Selain itu, mengaktifkan otentifikasi bertingkat.

Otoritas Singapura juga menyelidiki dugaan pelanggaran data tersebut. "Investigasi sedang berlangsung," kata juru bicara Komisi Perlindungan Data Pribadi Singapura, kemarin (27/9).

Awal bulan ini, Komisi Perlindungan Data Pribadi Singapura telah mendenda Grab US$ 7.311 karena pembaruan aplikasi GrabHitch mengekspos data pribadi 21.500 lebih pengguna. Data yang bocor meliputi foto profil, nama, saldo dompet pengguna, dan nomor pelat kendaraan.

"Mengingat bahwa bisnis perusahaan ini melibatkan pemrosesan data pribadi dalam jumlah besar setiap hari, ini menjadi penyebab kekhawatiran yang signifikan," kata Wakil Komisaris Komisi Perlindungan Data Pribadi Singapura Yeong Zee Kin dikutip dari Bloomberg.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement