WeChat dan Alipay Datang, Fintech Lokal Diramal Bakal Merger

Desy Setyowati
30 September 2020, 13:40
Merger Diramal Mewarnai Fintech Pembayaran RI dalam Jangka Menengah
Jakub Jirsak/123rf
Ilustrasi fintech

Layanan teknologi finansial (fintech) pembayaran asal Tiongkok, WeChat Pay mulai tersedia di Indonesia pada akhir bulan ini. Pesaingnya, yakni Alipay akan menyusul. Namun, keduanya dinilai bukan menjadi pesaing bagi GoPay besutan Gojek, OVO, LinkAja maupun DANA.

Pasar kedua fintech pembayaran asing itu terbatas pada warga Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia. “Tidak akan terlalu memengaruhi pelaku sistem pembayaran yang lain,” kata Managing Partner Kejora Ventures Eri Reksoprodjo kepada Katadata.co.id, Selasa malam (29/9).

Advertisement

Ia justru melihat peta persaingan fintech pembayaran di Indonesia diwarnai konsolidasi dalam jangka menengah. Dengan begitu, “investor akan mempunyai pilihan untuk investasi di startup yang sudah lebih mature dan mempunyai shortest path to profitability,” ujar dia.

Hal senada sempat disampaikan oleh CEO BRI Ventures Nicko Widjaja. Ia menilai, ekosistem industri fintech Indonesia lebih mirip Tiongkok ketimbang Silicon Valley, Amerika Serikat (AS).

“Berkaca dari sana (Tiongkok), sangat masuk akal jika pemain fintech pembayaran Indonesia yang menguasai pangsa pasar lebih kecil, memilih bekerja sama dengan mitra strategis," ujar Nicko kepada Katadata.co.id, Juni lalu (16/6).

Di Negeri Tirai Bambu, tersisa dua pemain fintech pembayaran besar yakni WeChat Pay dan Alipay. Oleh karena itu, menurutnya kabar bahwa OVO dan DANA dalam pembicaraan untuk merger, sangat mungkin terjadi

Lagi pula, merger akan memperkuat ekosistem di industri fintech. "Jika berkaca ke pasar Indonesia secara spesifik, kunci sukses industri fintech yakni kolaborasi," kata dia.

Sebab, ekosistem sektor fintech pembayaran besar. Layanan yang tersedia pun beragam, mulai dari fungsi gerbang pembayaran (payment gateway), card switching, dan lainnya, yang bersifat end to end.

Di satu sisi, 80% pangsa pasar fintech pembayaran dikuasai lima pemain besar sebagaimana riset iPrice dan App Annie di bawah ini. "Tipe industrinya cukup concentrated," ujar Nicko.

Jika perusahaan-perusahaan di sektor fintech pembayaran merger, menurutnya investor akan semakin berminat.

Google, Temasek dan Bain memproyeksikan, nilai dari layanan keuangan digital di Asia Tenggara US$ 38 miliar sampai US$ 60 miliar (Rp 554,2 triliun-Rp 875 triliun) per tahun pada 2025. Ini mencakup bank, penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP), asuransi, manajemen aset hingga fintech.

Secara spesifik, nilai bisnis sektor pembayaran digital di regional diperkirakan melebihi US$ 1 triliun pada 2025.

Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait pun menilai, merger akan memperkuat bisnis perusahaan. Selain itu, “industrinya menjadi lebih kuat dan ada percepatan akibat sinergi," kata dia.

Berdasarkan riset Dealroom, Finch Capital dan MDI Ventures yang dirilis bulan ini, lanskap strategi ‘exit’ startup di Asia Tenggara sejak 2015 sebagian besar berupa merger dan akuisisi. Target utamanya yakni perusahaan di sektor pembayaran dan manajemen investasi.

Di Indonesia, Gojek mengakuisisi Kartuku pada 2017 dan Moka pada April lalu. Decacorn Tanah Air ini juga mengambil alih Coins.Ph di Filipina, tahun lalu.

Kemudian OVO mengakuisisi Taralite dan menggaet Bareksa pada Maret-April tahun lalu. Sedangkan Grab mengambil alih Kudo pada 2017.

Dealroom, Finch Capital dan MDI Ventures memperkirakan, tren merger dan akuisisi meningkat pada 2020 hingga 2023. “Namun fokusnya pada startup asuransi (insurtech) dan penyedia solusi bisnis tahun ini,” demikian dikutip dari situs resmi Dealroom, beberapa waktu lalu (8/9).

Dari sisi pendanaan, investor masih berminat pada startup fintech. Setidaknya sembilan perusahaan rintisan di sektor ini memperoleh dana segar selama semester I.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement