Siasat Bisnis Apple dan Huawei Hadapi Konflik Panjang AS-Tiongkok

Desy Setyowati
1 Oktober 2020, 14:15
Apple, Huawei, Amerika, Tiongkok, smartphone, Google, investasi, iPhone, TikTok, WeChat, boikot produk Tiongkok, Covid-19,
123rf/ moovstock
Ilustrasi. Bisnis Huawei yang menggurita di dunia.

Apple dan Huawei menjadi ‘tumbal’ perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Mereka pun menerapkan sejumlah strategi untuk mempertahankan bisnis ponsel pintar (smartphone) di tengah ancaman kebijakan kedua negara.

Yang teranyar, Apple membuka toko online pertamanya di India pada pekan lalu (23/9). Langkah ini ditempuh ketika pemerintah Tiongkok dikabarkan mulai mengincar Apple dan Google.

Advertisement

Produsen ponsel asal AS itu ingin meningkatkan penjualan di India. Negeri Bollywood menjadi pasar smartphone terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, menurut riset Counterpoint Research.

Pengiriman ponsel pintar ke negara itu tumbuh 7% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 158 juta unit sepanjang tahun lalu. Sedangkan di Tiongkok turun 8% yoy.

Tiga perakit perangkat Apple yakni Foxconn, Wistron, dan Pegatron pun berinvestasi total US$ 900 juta atau sekitar Rp 13,4 triliun di India. Sumber Reuters yang mengetahui rencana itu mengatakan, investasi akan dilakukan dalam lima tahun.

Skema investasinya yakni produsen mendapatkan insentif dari setiap peningkatan produksi iPhone dan perangkat Apple lainnya. "Skema ini bertujuan mengubah India menjadi pusat manufaktur ekspor," demikian dikutip dari Reuters, Senin malam (28/9).

Sedangkan dua sumber lainnya mengatakan, sebagian besar dari investasi itu akan difokuskan pada perluasan perakitan iPhone di Negeri Bollywood.

Associate director Counterpoint Tarun Pathak mengatakan, komitmen investasi ketiga perakit iPhone itu bertujuan  membantu Apple mendiversifikasi rantai pasok di luar Tiongkok. Sebab, Apple menghadapi tekanan dari Tiongkok di tengah konflik dengan AS.

"India merupakan kunci ambisi global Apple saat berkembang di luar Tiongkok," kata Tarun.

Media pemerintah Tiongkok melaporkan bahwa Apple terancam masuk daftar ‘entitas yang tidak dapat diandalkan’ atau dianggap membahayakan keamanan negara. Kabar ini bergulir di saat AS ingin memblokir aplikasi buatan Negeri Panda, TikTok dan WeChat.

Oleh karena itu, Tarun menilai bahwa India menjadi pasar strategis bagi Apple. Tenaga kerjanya juga relatif lebih murah dibandingkan negara lain. "Ukuran pasar internal dan potensi ekspor sangat besar," kata Tarun.

Pasar India bahkan membantu Samsung menggeser Huawei, dan kembali menjadi produsen ponsel pintar dengan pangsa terbesar per Agustus, yakni 22%. Sebelumnya posisi itu direbut oleh Huawei untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, pada kuartal II lalu.

Sedangkan Apple berada di posisi ketiga dengan pangsa pasar 12% secara global. Porsinya berbeda tipis dengan Xiaomi 11%, di urutan keempat.

Pengiriman ponsel pintar Xiaomi mayoritas ditopang oleh pasar India. Smartphone buatan Tiongkok memang diminati di Negeri Bollywood. Pangsa pasarnya bahkan menyentuh rekor 72% tahun lalu.

“Selama 2019, kami melihat semua pemain besar Tiongkok memperluas jejak mereka di saluran offline dan online,” kata Analis Counterpoint Research Anshika Jain, dikutip dari situs resminya.

Namun, India dan Negeri Tirai Bambu konflik pada pertengahan tahun ini. Pemerintah India pun memboikot produk Tiongkok, baik perangkat keras seperti ponsel maupun aplikasi.

Itu juga yang mendorong perakit iPhone untuk membangun pabrik di India. Apalagi sebagian besar perangkat Apple diproduksi di Tiongkok, sehingga dikenakan pajak impor US$ 100 per unit jika dikirim ke Negeri Bollywood

Berdasarkan data Statista, Apple hanya memiliki 3,35% pangsa pasar di India per Juli.

Meski begitu, penjualan iPhone di India tumbuh lebih dari 55% selama Januari-Februari. Ponsel yang paling banyak dibeli yakni kategori relatif murah seperti iPhone XR dan iPhone 11.

Analis Apple Ming Chi Kuo mengatakan, Apple berfokus meluncurkan ponsel harga murah seperti iPhone 9 itu untuk mendongkrak penjualan tahun ini. Penjualan gawai varian ini diperkirakan mencapai empat juta per bulan dan 30 juta sepanjang tahun.

Ponsel murah dan mendiversifikasi pasar menjadi salah satu cara Apple untuk mendongkrak penjualan di tengah konlik AS dan Tiongkok yang memanas. Ming-Chi Kuo memperkirakan, pengiriman iPhone ke Negeri Panda menurun 25-30% jika AS memblokir WeChat dan TikTok.

Penjualan perangkat keras Apple lainnya seperti Apple Watches, iPads, AirPods, dan Mac juga diperkirakan turun 15-25%.

Survei di layanan Weibo menunjukkan, 95% ari 1,2 juta konsumen di Tiongkok mengaku tidak akan memakai iPhone jika memblokir WeChat.

The Economist mencatat, konsumen Tiongkok menyumbang US$ 44 miliar terhadap penjualan produk Apple tahun lalu. Nilainya kurang dari seperlima pendapatan perusahaan di seluruh dunia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement