Huawei Sebut Bisnisnya Semakin Sulit Sejak Agustus karena Sanksi AS

Desy Setyowati
12 Oktober 2020, 09:05
Huawei Sebut Bisnisnya Semakin Sulit Sejak Agustus karena Sanksi AS
123RF.com
Ilustrasi Huawei

Amerika Serikat (AS) memasukkan perusahaan TiongkokHuawei ke dalam daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan sejak awal tahun lalu. Sanksi itu mempersulit bisnis raksasa teknologi ini, dan menjadi lebih berat sejak Agustus.

Pemerintah Negeri Paman Sam menambahkan 38 afiliasi semikonduktor Huawei ke dalam daftar hitam pada Agustus lalu, sehingga totalnya menjadi 152. Akibat kebijakan ini, perusahaan semakin sulit mendapatkan pasokan perangkat.

“Sejak Agustus ini menjadi semakin sulit,” kata Wakil Presiden Huawei untuk Eropa Abraham Liu kepada surat kabar Austria, Kurier, dikutip dari Reuters, kemarin (11/10).

Ia mengatakan, Washington memeras produsen semikonduktor untuk tidak bekerja sama dengan Huawei. Akibat kebijakan ini, HiSilicon tak dapat memproduksi cip (chipset).

Meski begitu, ia optimistis dapat melayani pelanggan Eropa di sektor jaringan internet generasi kelima atau 5G. “Ini karena banyak persiapan dan investasi di awal, dengan teknologi paling canggih,” kata Liu.

Selain itu, Huawei masih mencari solusi agar pengguna ponselnya tetap dapat menggunakan aplikasi-aplikasi pendukung kegiatan sehari-hari. Ini mengingat perusahaan tak lagi bekerja sama dengan Google, sehingga gawainya tak didukung Google Mobile Services (GMS) seperti Gmail dan YouTube.

“Untuk pelanggan pribadi, pemilik ponsel, kami melihat kesulitan besar. Ada 90 juta pengguna Huawei di Eropa,” ujar Liu. “Kami masih mencari solusi.”

Akan tetapi, beberapa pelanggan 5G di Eropa mulai memilih pesaing Huawei seperti Nokia, Samsung, dan Ericsson. Perusahaan telekomunikasi Belgia, Orange dan Proximus misalnya, memilih Nokia pada pekan lalu.

Perusahaan asal Finlandia itu juga mengumumkan kesepakatan pengembangan 5G dengan korporasi di Inggris, BT pada akhir Agustus lalu (29/9). Nokia menjadi mitra infrastruktur terbesar BT yang akan mencakup 63% dari seluruh jaringan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...