Huawei Dikabarkan Akan Jual Merek Honor Imbas Sanksi AS

Fahmi Ahmad Burhan
15 Oktober 2020, 10:25
Huawei Dikabarkan Akan Jual Merek Honor Imbas Sanksi AS
123RF.com
Ilustrasi Huawei

Raksasa teknologi asal TiongkokHuawei dikabarkan berencana menjual merek ponsel miliknya Honor. Analis menilai, ini merupakan upaya perusahaan untuk bertahan dari jerat sanksi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Beberapa sumber Reuters yang mengetahui persoalan tersebut mengatakan, ada sejumlah perusahaan yang berminat membeli Honor. Tiga di antaranya Xiaomi, distributor utama Honor Digital China, dan produsen perangkat elektronik China TCL.

Advertisement

Sumber mengatakan, Huawei sedang dalam pembicaraan dengan para penawar. Nilai kesepakatannya diprediksi 25 miliar yuan atau US$ 3,7 miliar.

Selain merek, Huawei dikabarkan menjual kapabilitas penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) dan fasilitas manajemen rantai pasok.

Namun, sumber tidak memerinci alasan Huawei menjual Honor. Sedangkan analis di TF International Securities Kuo Ming-chi menilai, ini merupakan strategi perusahaan untuk dapat bertahan di tengah tekanan pemerintah AS.

Ia juga menilai, penjualan itu akan menguntungkan merek Honor. “Pembelian komponennya tidak lagi tunduk pada sanksi AS terhadap Huawei," kata Ming-chi dikutip Reuters, kemarin (14/10). "Ini akan membantu bisnis ponsel Honor dan pemasoknya."

Meski begitu, menurutnya langkah itu bisa juga bertujuan menjalankan merek secara ganda. Sebab, pengembangan ponsel ini akan terbatas apabila masih di bawah Huawei. Honor tidak bisa mendapatkan layanan Google karena sanksi AS.

Huawei bisa berfokus pada satu merek ponsel yang menyasar kalangan atas. "Akan menjadi win-win solution untuk merek Honor, pemasok, dan industri elektronik Tiongkok," katanya.

Sedangkan ponsel merek Honor berfokus menyasar segmen kelas bawah. Di Tiongkok, perusahaan bersaing dengan Xiaomi, Oppo dan Vivo. Gawai ini juga sudah dipasarkan di Asia Tenggara dan Eropa.

Meski begitu, Vice President of Client Devices Research IDC Bryan Ma menilai bahwa langkah itu tidak lantas membuat Huawei untung. "Jika Honor menjadi bisnis yang terpisah, ini tidak menjamin bahwa ponsel itu tidak akan terjebak dalam perang dagang," kata dia, dikutip dari South China Morning Post, pekan lalu (7/10).

Selain itu, Huawei dan Honor masih terlibat dalam proses pengembangan teknologi yang sama. Di satu sisi, Kementerian Perdagangan AS menambahkan 38 entitas yang berafiliasi dengan Huawei ke dalam daftar hitam pada Agustus, sehingga totalnya mencapai 152.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement