Sempat Diramal Turun, Valuasi Traveloka Justru Lampaui OVO

Desy Setyowati
21 Oktober 2020, 12:55
Sempat Diramal Turun, Valuasi Traveloka Justru Lampaui OVO
traveloka
Ilustrasi Traveloka

Perusahaan riset CB Insights melaporkan bahwa valuasi penyedia jasa pariwisata berbasis digital atau online travel agent (OTA), Traveloka mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 44,2 triliun. Valuasinya melebihi OVO dan Bukalapak.

Valuasi startup itu meningkat dibandingkan laporan CB Insights bertajuk ‘Global Unicorn Club’ pada November tahun lalu, US$ 2 miliar. Peningkatan ini setelah Traveloka memperoleh pendanaan US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun pada Juli lalu.

Advertisement

Dana segar itu diperoleh dari salah satu institusi keuangan global. Selain itu, investor terdahulu (existing investor) berpartisipasi dalam pendanaan, termasuk EV Growth.

Sumber Bloomberg yang mengetahui rencana pendanaan itu mengatakan, valuasi Traveloka diperkirakan turun 17% dari US$ 3,3 miliar menjadi US$ 2,75 miliar atau Rp 39,7 triliun.

Sedangkan valuasi OVO US$ 2,9 miliar dan Bukalapak US$ 2,5 miliar, berdasarkan data CB Insights. Sebagai perbandingan, besaran valuasi para unicorn pada akhir tahun lalu dapat dilihat pada bagan Databoks berikut:

Traveloka disebut-sebut siap untuk mencapai titik impas pada tahun depan, dan bahkan berpotensi untung. Namun, ini jika industri perjalanan pulih setidaknya 50% dibandingkan sebelum ada pandemi corona.

Hal itu dilaporkan pertama kali oleh DealStreetAsiaKatadata.co.id pun mengonfirmasi mengenai potensi tersebut kepada Traveloka, tetapi belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.

Co-Founder sekaligus CEO Traveloka Ferry Unardi sempat menyampaikan bahwa perusahaan berada pada jalur yang tepat untuk meraup keuntungan. Ini disampaikan saat wawancara dengan jurnalis Bloomberg, pada November tahun lalu.

Upaya perusahaan menjaga stabilitas keuangan, sejalan dengan rencana menawarkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada 2021 hingga 2022. Traveloka pun berfokus layanan di sektor gaya hidup dan finansial.

Namun, pandemi virus corona menghantam bisnis industri pariwisata, termasuk Traveloka. Pada Juli lalu, Ferry menyampaikan bahwa permintaan konsumen menurun drastis, sementara pengembalian dana (refund) melonjak signifikan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement