E-Commerce Jadi Pintu Masuk Baru Ekspor Indonesia ke Tiongkok

Desy Setyowati
22 Oktober 2020, 17:10
Langkah Baru Pemerintah Dorong Ekspor ke Tiongkok Lewat E-Commerce
123rf/ llesia
Ilustrasi

Pemerintah Indonesia meluncurkan toko online nasional di platform e-commerce Tiongkok, Pinduoduo pada akhir pekan lalu (17/10). Ini melengkapi akses bagi regulator untuk menjangkau lebih banyak pasar di Negeri Panda, setelah masuk lewat Alibaba.

Toko online tersebut diluncurkan dua bulan setelah Pinduoduo mengumumkan bahwa pengguna aktifnya mencapai 683 juta, atau sekitar setengah dari populasi Tiongkok. E-commerce ini menempati urutan kedua setelah Alibaba dengan 742 juta pengguna.

Advertisement

Dilansir dari Kr-Asia, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Shanghai Deny W Kurnia mempromosikan beberapa produk seperti makanan kemasan, suplemen sarang burung hingga batik saat peluncuran. Sesi siaran langsung (live streaming) selama lima jam itu diikuti oleh 450 ribu penonton, dengan 10 ribu lebih mie goreng Indomie terjual.

Berdasarkan data Pinduoduo, toko tersebut menjual 500 jenis produk dari berbagai perusahaan nasional. Lebih dari 100 ribu item terjual dalam dua hari sejak peluncuran.

Sejak Juli lalu, Pinduoduo memang membangun toko online milik pemerintah dari berbagai negara, seperti Korea Selatan, Chili, dan Indonesia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan menyampaikan, produk yang dijajakan di Pinduoduo beragam, mulai dari sarang burung hingga minyak esensial perawatan rambut. Barang-barang ini masuk program promosi '10 miliar diskon' di Pinduoduo.

Meski begitu, Kasan menyampaikan bahwa tantangan dalam mengekspor produk lokal melalui e-commerce yakni dari sisi distributor. "Masih sedikit operator yang menjalankan teknis pergudangan dan distribusi produk Indonesia," kata Kasan kepada Katadata.co.id, Kamis (22/10).

Ia pun tengah menyiapkan rancangan promosi dan ekspor produk lokal ke Tiongkok, Hong Kong, dan Taiwan melalui e-commerce. “Akan diluncurkan dalam waktu dekat,” ujar dia.

Masuknya produk Indonesia ke Tiongkok melalui Pinduoduo itu bertepatan dengan periode emas, yakni festival belanja 11.11 pada 11 November nanti. Pada tahun lalu, Alibaba mencatatkan penjualan kotor atau gross merchandise value (GMV) 268,4 miliar yuan atau US$ 38,4 miliar (Rp 538,5 triliun) dalam sehari.

Saat itu, ada lebih 200 ribu merek dari 78 negara yang berpartisipasi, termasuk Indonesia. Sedangkan pencapaian Alibaba dalam festival belanja 11.11 setiap tahunnya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Alibaba memperkirakan ada 800 juta konsumen yang berpartisipasi pada 11.11 tahun ini. Lebih dari 2 juta produk baru dijadwalkan rilis di Tmall pada hari itu. Selain itu, ada 250 ribu lebih merek (brand) yang menawarkan 14 juta produk.

Platform e-commerce lintasbatas Alibaba yakni Kaola, juga akan berpartisipasi dalam 11.11 untuk pertama kalinya. Perusahaan ini membawa produk dari 89 negara dan wilayah.

Pada 2018, pendiri Alibaba, Jack Ma menyampaikan akan menghadirkan kopi Kapal Api (luwak drip), biskuit Recheese, Papatonk Premium Shrimp Crackers, mi Indomie, dan Yang TyTy Sarang Burung Walet di platform-nya. Ini disampaikan dalam Sidang Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia.

Sedangkan pada tahun lalu, Tango Waffle Crunchox dari Orang Tua Group menjadi salah satu paket spesial di festival 11.11 Alibaba. Selain itu, Mustika Ratu masuk pasar Tiongkok lewat anak usaha Alibaba, Tmall dan Lazada.

Namun, pemerintah Indonesia belum membuka toko online nasional di JD.com. Padahal, JD.com unggul pada pesta belanja yang digelar setiap Juni, yakni 618.

Pada Juni lalu, JD.com menangani transaksi 269,2 miliar yuan atau sekitar US$ 37,99 miliar (Rp 537 triliun). GMV-nya meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu, 201,5 miliar yuan.

Selain 11.11, produk Indonesia masuk melalui Pinduoduo pada saat perekonomian Tiongkok membaik di tengah pandemi corona. Ekonomi Negeri Tirai Bambu tumbuh 4,9% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III.

Ekonomi Tiongkok tumbuh di saat negara lainnya terkontraksi imbas pegabluk virus corona. "Perekonomian nasional secara keseluruhan melanjutkan pemulihan yang stabil dan hasil yang signifikan dari pencegahan dan pengendalian pandemi," kata Biro Statistik Tiongkok dikutip dari CNBC Internasional, Senin lalu (19/10).

Kondisi tersebut membuat ekspor produk dari Indonesia ke Tiongkok tumbuh 6,4% yoy menjadi US$ 23,3 miliar per Agustus. Sedangkan impornya turun 11,8% yoy menjadi US$ 25,4 miliar.

Meski begitu, Indonesia masih mengalami defisit perdagangan dengan Tiongkok US$ 2 miliar. Namun, defisitnya menurun dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 6,6 miliar.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement