Iklan Mulai Pulih, Pendapatan Facebook, Google, Apple dan Twitter Naik
Pendapatan Facebook, Google, dan Twitter meningkat pada kuartal III, karena permintaan iklan mulai naik meski masih ada pandemi corona. Penghasilan produsen ponsel pintar (smartphone), Apple juga menanjak, bahkan yang tertinggi dibanding kuartal sebelumnya pada tahun ini.
Perolehan Facebook dari iklan naik 22% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 21,47 miliar pada kuartal III, dan melebihi perkiraan analis 12%. Pertumbuhan pendapatannya dari iklan online pun merupakan terbesar kedua di dunia setelah Google.
Padahal, raksasa teknologi ini sempat diboikot oleh beberapa klien pada Juli lalu terkait penanganan ujaran kebencian.
Meski begitu, Facebook memperkirakan bahwa persaingan tahun depan lebih ketat, karena perusahaan lain akan mengalihkan bisnis iklannya ke platform online. “Perdagangan online merupakan vertikal iklan terbesar kami. Perubahan tren ini dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan pendapatan iklan kami pada 2021,” kata perusahaan dikutip dari Reuters, Jumat (30/10).
Oleh karena itu, Facebook membangun bisnis non-iklan dan mengatasi persoalan privasi. Total pengeluarannya pun meningkat 28% menjadi US$ 13,43 miliar.
CFO Facebook Dave Wehner menjelaskan, kenaikan itu karena perusahaan mengembalikan staf yang bekerja dari rumah ke kantor. Selain itu, menambah karyawan, investasi produk, dan biaya hukum yang lebih tinggi.
Berdasarkan data IBES, jumlah pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU) Facebook naik dari 2,7 miliar menjadi 2,74 miliar. Peningkatan ini diprediksi berlanjut hingga akhir tahun.
Penghasilan induk Google, Alphabet juga naik 14% yoy menjadi US$ 46,17 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan proyeksi konsensus 5,9%. Laba bersihnya US$ 11,2 miliar, melampaui perkiraan analis.
Keuntungan itu diperoleh dari pemangkasan biaya pemasaran dan perjalanan, khususnya penurunan 20% pengeluaran untuk peralatan dan konstruksi ruang kerja.
Sama seperti Facebook, pendapatan iklan Google melonjak hampir 10% yoy. Secara rinci, layanan penelusuran (search) tumbuh 6,5% dan YouTube 32%. Perusahaan pun menyumbang 80% dari pendapatan Alphabet.
"Bisnis kami konsisten dengan lingkungan berbasis online yang lebih luas," kata CEO Alphabet Sundar Pichai dalam pernyataan resminya dikutip dari CNN Internasional, Jumat (30/10). "Ini bukti investasi mendalam yang kami lakukan terkait kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan teknologi lainnya.”
Meski begitu, Direktur Keuangan Alphabet Ruth Porat mewaspadai ketidakpastian di tengah pandemi virus corona.
Lonjakan pendapatan juga dialami Twitter, 14% yoy menjadi US$ 936 juta yang melebihi proyeksi analis US$ 777 juta. Pendapatan iklannya tumbuh 15% menjadi US$ 808 juta.
“Kami juga membuat kemajuan pada merek dan produk tanggapan langsung. Format iklan diperbarui, pengukuran ditingkatkan, dan prediksi yang lebih baik,” kata CFO Twitter Ned Segal dikutip dari Reuters, Jumat (30/10).
Namun, jumlah pengguna aktif bulanan Twitter hanya naik satu juta menjadi 187 juta pada kuartal III atau jauh di bawah perkiraan analis FactSet 195 juta. Meski begitu, “kami tetap yakin bahwa audiens lebih besar, ditambah dengan peningkatan pendapatan produk yang berkelanjutan," ujar Ned.
Selain itu, menambahkan acara baru dan peluncuran produk. "Tanggapan pengiklan juga positif terhadap pilihan yang kami buat. Ini dapat memberikan hasil yang luar biasa dari waktu ke waktu,” katanya.
Produsen iPhone, Apple juga mencatatkan rekor pendapatan dibandingkan kuartal sebelumnya yakni US$ 64,7 miliar dan melebihi proyeksi analis US$ 63,7 miliar. Penjualan Mac menyentuh level tertinggi, US$ 9 miliar.
Namun, penjualan iPhone melemah pada kuartal yang berakhir September. Ini karena iPhone 12 dan 12 Pro baru dijual pertengahan Oktober, sehingga hasilnya belum dihitung.