Daya Pikat Ant Group yang Kalahkan Saudi Aramco & Diburu Para Miliuner

Desy Setyowati
6 November 2020, 16:19
Gurita Bisnis Fintech Ant Group: Diburu Miliuner dan Salip Saudi Aramco
Jakub Jirsak/123rf
Ilustrasi. Raksasa bisnis Ant Group menunda IPO.

Anak usaha Alibaba Group Holding, Ant Group menunda rencana pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Shanghai dan Hong Kong yang seharusnya dilakukan Kamis (5/11) kemarin. Padahal, sahamnya diburu investor saat proses penawaran awal alias bookbuilding akhir Oktober lalu.

Dikutip dari Reuters, perusahaan Tiongkok itu menetapkan harga saham di bursa Shanghai 68,8 yuan (US$ 10,27) dan Hong Kong HK$ 80 (US$ 10,32) per lembar. Sebanyak 70% akan dijual kepada investor strategis, sementara 12-18% sisanya antara institusi dan ritel.

Saat bookbuilding, permintaan dari investor ritel di Shanghai 19 triliun yuan atau sekitar US$ 2,8 triliun. Ada kelebihan permintaan (oversubscribed) 872 kali dari nilai yang ditawarkan. Sedangkan di Hong Kong HK$ 1,3 triliun atau setara US$ 168 miliar, juga oversubscribed 389 kali.

Ant Group pun diperkirakan meraup dana segar US$ 37 miliar (Rp 536,5 triliun) jika jadi IPO. Nilainya mengalahkan rekor Saudi Aramco US$ 29,4 miliar (Rp 426,3 triliun) di bursa Riyadh pada Desember lalu.

PerusahaanDana Segar saat IPO (US$/miliar)Bursa
Saudi Aramco29,44Saudi
Alibaba Group Holding25,03New York
SoftBank23,35Tokyo
Agricultural Bank of China22,12Hong Kong dan Shanghai
ICBC21,97Hong Kong dan Shanghai
AIA20,49Hong Kong
Visa19,65New York
General Motors18,14New York dan Toronto
NTT Mobile Communications18,05Tokyo
Enel SpA16,59Milan dan New York

Sumber: Refinitiv

Meski kebanjiran peminat, Alibaba memutuskan untuk menunda IPO Ant Group setelah Jack Ma bertemu dengan regulator People's Bank of China (PBOC) pada Minggu (1/11) waktu setempat. Pertemuan dilakukan seminggu setelah Ma mengkritik PBOC, karena dianggap menghambat inovasi bisnis pinjaman online.

Profesor hukum keuangan China University of Political Science and Law Wei Jingmiao mengatakan, rancangan regulasi itu akan berdampak besar terhadap pendapatan perusahaan. “Setengah dari keuntungan Ant berasal dari pinjaman kecil,” katanya dikutip dari Kr-Asia, Kamis (5/11).

Saat ini peraturan terkait pinjaman mikro baru pada tahap ‘meminta opini publik’. “Bursa Efek Shanghai berhak menangguhkan IPO dengan alasan tidak mengungkapkan informasi yang cukup,” ujarnya. Alhasil, Ant Group perlu menunggu hingga aturan itu diterapkan secara resmi, sehingga dapat menyesuaikan struktur bisnisnya dan menyesuaikan pengajuan penawaran saham perdana.

Wei menilai, regulator tengah mengkaji ulang dampak dari masuknya Ant Group terhadap ekosistem Star Market atau bursa Shanghai. “Ini seperti menjatuhkan ikan paus ke dalam kolam, sementara perusahaan lainnya di papan tersebut mayoritas berukuran kecil dan menengah,” katanya.

Gurita Bisnis Ant Group

Raksasa bisnis Ant Group menggurita ke banyak perusahaan.  Perusahaan teknologi finansial (fintech) ini setidaknya memiliki beberapa anak usaha seperti Alipay, Yu'e Bao, Huabei, Xiang Hu Bao, Mybank, dan Zhima Credit.

Alipay menyediakan layanan pembayaran digital, yang diluncurkan pada 2004. Konsumennya mencapai 1,3 miliar yang mayoritas berada di Tiongkok dan 711 juta pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU).

Anak usaha Ant Group ini mengendalikan 55% dari total volume transaksi 201 triliun renminbi (US$ 29,9 triliun) di Tiongkok pada tahun lalu. Sedangkan WeChat Pay milik Tencent menguasai 38,9% pangsa pasar.

Sama seperti dompet digital (e-wallet) di Indonesia, Alipay menyediakan beragam layanan seperti pembayaran tagihan, membeli tiket transportasi hingga bioskop, kalkulasi investasi saham, dan lainnya. Platform ini juga bisa digunakan untuk 27 mata uang.

Alipay
Alipay (Financial Times)

Dilansir dari The Economist, Ant menghasilkan hampir 52 miliar yuan dari bisnis pembayarannya tahun lalu. Namun pertumbuhannya melambat, turun dari 55% pada 2017 menjadi 36% paruh pertama tahun ini.

Bisnis lainnya yaitu Yu'e Bao atau platform pengelolaan uang (wealth management) yang diluncurkan pada 2013. Di Indonesia, layanan ini mirip Bareksa.

Dikutip dari QZ, dana kelolaan atau asset under management (AUM) Yu’e Bao lebih dari US$ 200 miliar. Dana ini dikelola oleh Tianhong Asset Management. Jumlah penggunanya mencapai 588 juta per Maret tahun lalu.

Di bidang wealth management, Ant Group juga memiliki Ant Fortune yang dirilis pada 2015. Lebih dari 110 perusahaan manajemen aset reksa dana di Tiongkok bergabung ke platform ini, dan menyediakan 4.000 lebih produk.

Perbedaan dengan Yu’e Bao yakni Ant Fortune berbasis teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) atau masuk kategori fintech robo advisor. Di Indonesia, ada beberapa perusahaan jenis ini seperti Investasikita dan Halofina.

Dilansir dari South China Morning Post, perusahaan patungan Ant Group dan Vanguard Group itu merekomendasikan portofolio yang dipilih dari 6.000 reksa dana. Mereka juga meluncurkan layanan investasi otomatis Bang Ni Tou atau Help You Invest pada April lalu.

Layanan wealth management dan platform paylater, Huabei milik Ant Group
Layanan wealth management dan platform paylater, Huabei milik Ant Group (Financial Times)

Di bidang asuransi, Ant Group memiliki Xiang Hu Bao yang menawarkan layanan perlindungan dengan mekanisme klaim bersama (mutual aid) berbasis blockchain yang diluncurkan pada 2018. Per Juni lalu, jumlah penggunanya 106,3 juta lebih.

Layanan itu populer di perdesaan Tiongkok. Dalam laporan resmi Ant Financial Mei lalu, hampir 70% pengguna tidak memiliki asuransi kesehatan komersial. Sedangkan 80% di antaranya berpenghasilan kurang dari US$ 1.180 per bulan.

Ant mencatat, pasar potensial industri ini mencapai 450 juta atau 32% dari populasi Tiongkok pada 2025. Jumlahnya meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Xiang Hu Bao juga mengoperasikan platform jasa perlindungan Ant, dengan lebih dari 70 perusahaan asuransi yang tergabung di dalamnya. Dikutip dari Financial Times, bisnis ini menyumbang 7% pendapatan Ant Group pada tahun lalu dan tumbuh 107% secara tahunan (year on year/yoy).

Di bidang pinjaman, Ant Group memiliki Huabei dan Zhima Credit. Huabei merupakan platform bayar kemudian atau paylater bagi konsumen yang berbelanja online. Pengguna bisa mencicil selama 40 hari hingga 12 bulan. Sedangkan Zhima Credit menyediakan layanan penilaian kredit (credit scoring) untuk swasta dan independen.

Ant Group juga mempunyai bank digital Mybank yang berdiri pada 2015. Lembaga keuangan ini menawarkan proses pinjaman secara online dalam tiga menit dan persetujuan satu detik, tanpa campur tangan manusia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...