Unicorn Indonesia Menuju Era Meraih Untung

Desy Setyowati
16 November 2020, 15:30
investor, bakar uang, bank mandiri, bi, gopay, ovo, gojek, tokopedia, traveloka, bukalapak,
123rf.com
Ilustrasi. Deretan unicorn Indonesia seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO mulai mengejar keuntungan.

Startup jumbo Indonesia seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO mulai berfokus untuk meraih untung. Mereka mengandalkan layanan inti, pivot hingga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk dapat bertahan dan bahkan tumbuh di tengah pandemi corona.

CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro mengatakan, pada akhirnya perusahaan rintisan didorong untuk mengejar keuntungan. "Tetapi, ‘bakar uang’ masih akan ada. Ini tergantung tahapan dan strategi masing-masing startup," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (16/11).

Advertisement

Gojek misalnya, mencatatkan nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) tumbuh 10% menjadi US$ 12 miliar atau Rp 170 triliun sejak awal tahun. Jumlah pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU) juga meningkat 38 juta.

Decacorn Tanah Air itu menyediakan lebih dari 20 layanan di Asia Tenggara. Sedangkan bisnis intinya ada tiga yakni transportasi, pembayaran, dan pesan-antar makanan.

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan, layanan inti mencetak margin kontribusi (margin contribution) positif pada 2020. Perhitungan margin kontribusi yakni total pendapatan penjualan dikurangi biaya variabel.

"Pertumbuhan ini membuat kami menjadi lebih percaya diri untuk mencapai bisnis berkelanjutan," kata Andre saat konferensi pers virtual Hari Jadi Gojek ke-10, pekan lalu (12/11).

Layanan pembayaran yakni GoPay mencatatkan peningkatan transaksi 2,7 kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) per Oktober. "Itu didorong oleh pembelanjaan dari e-commerce, game online, dan transaksi dalam berbagai aplikasi," kata Andre.

Nilai transaksi fitur bayar kemudian atau paylater juga melonjak 2,7 kali. Penyaluran donasi naik dua kali lipat, nilainya mencapai Rp 102 miliar selama Maret hingga Oktober.

Google, Temasek dan Bain and Company dalam laporannya bertajuk ‘e-Conomy 2020’ pun memperkirakan bahwa sektor keuangan digital Asia Tenggara, seperti teknologi finansial (fintech) tumbuh pada semua jenis layanan. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel di bawah in:

LayananKenaikan yoyGMV 2020 US$/miliarPerbandingan 2020 dan 2025GMV 2025 US$/miliar
Pembayaran3 %62015 %1.200
Remitansi43 %1518 %35
Asuransi30 %231 %7,6
Pinjaman0 %2332 %92
Investasi116 %2132%84

Sumber: laporan Google, Temasek dan Bain and Company bertajuk e-Conomy 2020

Google, Temasek, dan Bain and Company mencatat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta konsumen mulai mengadopsi layanan keuangan digital. “Tahun depan, bagaimana caranya kami menyediakan infrastuktur untuk membantu UMKM berjualan online,” ujar Andre.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat, tiga juta UMKM masuk ke ekosistem digital selama pandemi virus corona. Dengan begitu, sekitar 11 juta dari total 67 juta pelaku usaha mikro hingga menengah sudah berjualan online.

Dari sisi layanan pesan-antar makanan atau GoFood, jumlah mitra penjual (merchant) Gojek di Asia Tenggara tumbuh 80% menjadi 900 ribu. Berdasarkan laporan Facebook yang dirilis Juni lalu, jasa ini diminati selama pandemi Covid-19 sebagaimana Databoks berikut:

Meski begitu, Gojek mengembangkan layanan pengiriman barang kebutuhan sehari-hari atau groceries yang juga melonjak permintaannya selama pandemi. Alhasil, GTV fitur ini tumbuh 500% sejak awal tahun.

Berdasarkan laporan Google, Temasek dan Bain and Company pun konsumen di Asia Tenggara berencana tetap membeli makanan dan kebutuhan pokok secara online. Angkanya tertera pada bagan di bawah ini:

Belanja groceries melalui platform online
Belanja groceries melalui platform online (Google, Temaek, dan Bain and Company)

Akan tetapi, transaksi layanan transportasi baik GoRide maupun GoCar menurun. "Ada penurunan volume transaksi pada layanan transportasi. Pendapatan mitra pengemudi terpukul. Ada dampak negatifnya," ujar Andre.

Pertumbuhan permintaan layanan pesan-antar makanan dan pembayaran, serta penurunan pada jasa transportasi itu sejalan dengan riset Google, Temasek dan Bain and Company. Rinciannya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Perkiraan GMV ekonomi digital per sektor di Asia Tenggara
Perkiraan GMV ekonomi digital per sektor di Asia Tenggara (Google, Temasek, Bain and Company)

Sedangkan di Indonesia, angkanya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Data tersebut sejalan dengan perkembangan bisnis Tokopedia. Selama pandemi Covid-19, unicorn ini menggaet 800 ribu mitra penjual baru sehingga totalnya sembilan juta lebih.

Pada awal tahun, Presiden Tokopedia Patrick Cao menyampaikan bahwa perusahaan berencana mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di dua bursa dalam tiga tahun ke depan. Salah satunya di Bursa Efek Indonesia (BEI), sementara yang lainnya di Amerika Serikat (AS). Startup jumbo ini juga dikabarkan menargetkan bisa mencapai titik impas (break even point/BEP) pada 2021.

Untuk mencapai target tersebut, Tokopedia mempersiapkan diri sejak tahun lalu. "Banyak hal yang telah dibicarakan oleh pers mengenai keuntungan. Kami telah menerapkan sebenarnya sejak awal 2019,” kata Cao dikutip dari Asian Nikkei Review, Januari lalu (20/1).

Tokopedia berfokus pada lima hal untuk mendorong perkembangan bisnis. Kelimanya yakni memperkuat fondasi, fokus pada kebutuhan konsumen, memperluas pemanfaatan data, penggunaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), dan menjalankan kerangka kerja yang optimal secara finansial.

Saat ini, perusahaan menggaet sembilan juta penjual yang seluruhnya merupakan UMKM. “Berkat mereka, lebih dari 1% perekonomian Indonesia terjadi di platform Tokopedia,” kata External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya kepada Katadata.co.id, September lalu (18/9).

Unicorn itu juga merambah layanan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) melalui Dhanapala, yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Agustus 2019. Unit bisnis ini dinilai dapat memperkuat bisnis Tokopedia.

Sedangkan Bukalapak berfokus menyasar kota-kota di level atau tier dua untuk mengejar profit. Unicorn ini juga mengembangkan beragam layanan, yang konsepnya mirip aplikasi super (superapp).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement