Fintech Akseleran Gaet BCA Salurkan Pinjaman Rp 30 Miliar ke UMKM
Perusahaan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) Akseleran berkolaborasi dengan Bank Central Asia (BCA) untuk menyalurkan pinjaman Rp 30 miliar kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kolaborasi ini dengan skema channeling.
Akseleran akan menjadi jembatan antara UMKM dengan BCA. Mulai bulan ini, BCA memberikan limit pinjaman produktif Rp 30 miliar bagi pelaku usaha mikro menengah yang bisnisnya sedang berkembang.
"Saat pandemi corona, kemunculan UMKM yang semakin masif tentunya membutuhkan bantuan modal," kata Kepala Divisi Bisnis Komersial dan SME BCA Freddy Iman dikutip dari siaran pers, Selasa (17/11).
Ia mengatakan, BCA akan menjadi pemberi pinjaman (lender) institusi di platform Akseleran. Perusahaan juga bisa memberikan dukungan dan mengakuisisi pembiayaan terhadap debitur UMKM.
Co-Founder sekaligus Chief Financial Officer Akseleran Mikhail Tambunan menambahkan, kolaborasi ini memperluas akses pinjaman kepada lebih banyak UMKM. Per awal November, total pinjaman usaha yang disalurkan secara kumulatif lebih dari Rp 1,6 triliun.
Pada Oktober, penyaluran pinjaman Akseleran per bulannya bahkan mencapai Rp 115 miliar.
Mikhail mengatakan, perusahaan berupaya menjaga kualitas kredit pinjaman selama pandemi Covid-19. Hingga saat ini, total kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) 0,21%.
Selain Akseleran, beberapa fintech lending masif berkolaborasi dengan perbankan selama pandemi virus corona. Modal Rakyat misalnya, berkolaborasi dengan BRI.
BRI berkomitmen menyalurkan pembiayaan hingga Rp 30 miliar untuk UMKM melalui Modal Rakyat. Penyaluran pinjaman itu diutamakan untuk pelaku usaha kecil dan menengah. Besaran kreditnya rerata Rp 250 juta.
Kemudian, Investree berkolaborasi dengan Bank Mandiri untuk menyalurkan pinjaman dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Kemitraan ini berlangsung selama Juli hingga September lalu.
Skema kerja sama itu channeling, yang artinya Investree menjadi perpanjangan tangan Bank Mandiri untuk menyalurkan pembiayaan. Badan usaha milik negara (BUMN) ini pun berhak menentukan penerima pinjamannya.
Bank Mandiri juga bisa memanfaatkan teknologi penilaian kredit (credit scoring) milik Investree. Ini dapat membantu perusahaan memetakan UMKM mana yang cocok untuk diberikan pinjaman, sekaligus mengukur risiko kreditnya.
UangTeman juga berkolaborasi dengan Bank Sampoerna. Dengan kolaborasi itu, Bank Sampoerna menjadi pemberi pinjaman institusi di platform UangTeman. Kolaborasi ini untuk memperkuat penyaluran pembiayaan ke sektor produktif, khususnya UMKM.
Selain dengan perbankan, fintech lending menggandeng perusahaan pelat merah di daerah. Lumbung Dana misalnya, berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Jawa Barat, PT Jasa Sarana untuk menyiapkan pinjaman Rp 10 triliun kepada UMKM. Pelaku usaha yang disasar merupakan pelanggan jaringan gas Jabar Energy.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Adrian Gunadi mengatakan bahwa fintech lending perlu berkolaborasi dengan pemerintah, perbankan, dan ekosistem lain untuk memperluas penggunaan layanan. Beberapa sektor pemerintahan yang potensial yakni kesehatan, bantuan sosial (bansos), dan dana bahan pangan.