Muslim Pro Bantah Jual Data Lokasi Pengguna untuk Militer AS

Fahmi Ahmad Burhan
19 November 2020, 09:10
Muslim Pro Bantah Jual Data Lokasi Pengguna untuk Militer AS
Google Play Store
Aplikasi Muslim Pro

Pengembang aplikasi Muslim Pro, Bitsmedia membantah telah menjual data lokasi pengguna untuk kepentingan militer Amerika Serikat (AS). Perusahaan pun melakukan penyelidikan internal dan meninjau tata kelola data untuk mengusut hal ini.

Senin (16/11) lalu, perusahaan teknologi Motherboard melaporkan bahwa Muslim Pro menjual data lokasi pengguna ke pihak ketiga yang disebut X-Mode. Para pialang data X-Mode kemudian menjual datanya kepada klien, termasuk militer AS. 

Advertisement

X-Mode mengatakan, kemitraan dengan militer AS berfokus pada tiga hal. Ketiganya yakni kontra-terorisme, keamanan siber, dan prediksi penyebaran  Covid-19 ke depan.

Namun, Muslim Pro membantah menjual data ke militer AS. "Laporan ini tidak benar," kata Bitsmedia dikutip dari Aljazeera, Rabu (18/11).

Perusahaan menegaskan bahwa keamanan data pribadi pengguna merupakan persoalan serius. "Kami berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan privasi pengguna," katanya.

Bitsmedia mengklaim selalu mematuhi standar privasi dan peraturan perlindungan data yang paling ketat dalam 10 tahun terakhir. Selain itu, tidak pernah membagikan informasi identitas pribadi apa pun.

Meski begitu, Bitsmedia tetap akan melakukan penyelidikan internal. Selain itu, sudah meninjau kebijakan tata kelola data untuk mengonfirmasi semua data pengguna ditangani dengan benar.

Sedangkan Head of Community Muslim Pro Zahariah Jupary mengakui bahwa perusahaan bekerja sama dengan X-Mode sejak empat pekan lalu. Tetapi, kini perusahaan menghentikan kerja sama itu.

Meski begitu, aplikasi Muslim Pro mendapatkan banyak kecaman di media sosial dan di ulasan toko aplikasi. Beberapa warganet menyatakan sudah mencopot pemasangan aplikasi, karena khawatir keamanan data. 

"Ini harus menjadi seruan untuk umat Islam di seluruh dunia tentang seberapa dalam aparat pengawas atau keamanan negara ada dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dengan cara yang paling biasa," kata pengguna Twitter dengan nama akun @Ibn_Asad2, Selasa lalu (17/11).

Warganet juga ramai memakai tagar #MuslimPro untuk mencopot aplikasi Muslim Pro. “Semua orang uninstall @MuslimPro karena menjual informasi ke militer AS," dikutip dari akun Twitter @Cosmetics_, Selasa lalu (17/11).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement