Literasi Digital Penduduk di Bali, Kalimantan & Sulawesi Paling Tinggi

Fahmi Ahmad Burhan
20 November 2020, 14:08
Survei KIC-Kominfo: Literasi Digital Warga Indonesia Tengah Tertinggi
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Ilustrasi, dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan, indeks literasi digital masyarakat Indonesia masuk kategori sedang, yakni 3,47 dari 5. Tingkat yang tertinggi yakni di bagian tengah, seperti Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.

Indeks tersebut berdasarkan hasil survei terhadap 1.670 responden, yang dilakukan selama 18-31 Agustus lalu. Responden merupakan anggota rumah tangga berusia 17-30 tahun dan mengakses internet tiga bulan terakhir. Tingkat toleransi kesalahan (margin of error) 2,45%.

Advertisement

Berdasarkan survei tersebut, sub-indeks terkait informasi dan literasi data 3,17. Kemudian indeks komunikasi dan kolaborasi 3,38. Sedangkan keamanan dan kemampuan teknologi masing-masing 3,66.

Menurut wilayah, indeks literasi digital masyarakat Indonesia bagian tengah yang tertinggi yakni 3,57. Sedangkan barat 3,43 dan timur 3,44.Di Jawa, sub-indeks informasi dan literasi data cukup rendah,” kata Direktur Riset KIC Mulya Amri saat konferensi pers virtual terkait hasil survei literasi digital nasional, Jumat (20/11).

Ada enam hal yang memengaruhi indeks literasi digital, yakni usia, jenis kelamin, pendidikan, kemampuan mengenali hoaks, pemakaian internet, dan domisili. Angkanya tertera pada Gambar di bawah ini:

Korelasi indeks literasi digital
Korelasi indeks literasi digital (Katadata Insight Center dan Kominfo)


“Indeks di Jawa dan Sumatera lebih rendah dibanding Indonesia tengah. Ini karena sejumlah korelasi,” kata Amri. “Kami cek beberapa kali. Mungkin paham hoaks, tetapi tidak membuat seseorang menahan diri untuk tidak menyebarkannya.”

Berdasarkan survei tersebut, 11,2% menyatakan pernah menyebarkan kabar bohong atau hoaks. Sebanyak 68,4% di antaranya mengatakan hanya ingin mendistribusikan informasi, meski belum memverifikasi kebenarannya.

Lalu, 56,1% tidak tahu bahwa itu hoaks. Kemudian, karena alasan tak mengetahui sumber informasi, iseng, dan untuk memengaruhi orang lain.

“Masyarakat yang tinggal di perdesaan cenderung tidak menyebarkan hoaks. Ini artinya, masyarakat di perkotaan lebih banyak terpapar, sehingga dengan mudah menyebarluaskan,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement