Peretas Korea Utara Diduga Meretas Sistem Pembuat Vaksin Virus Corona

Desy Setyowati
30 November 2020, 09:35
Peretas Korea Utara Diduga Meretas Sistem Pembuat Vaksin Virus Corona
ANTARA
Ilustrasi, vaksin virus corona

Peretas Korea Utara diduga berupaya membobol sistem pengembang vaksin virus corona di Inggris, AstraZeneca dalam beberapa pekan terakhir. Dua sumber Reuters mengatakan, hacker menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf perusahaan.

Mereka menawarkan pekerjaan palsu kepada para karyawan AstraZeneca. Mereka kemudian mengirimkan dokumen deskripsi pekerjaan yang memuat kode berbahaya yang dirancang untuk mendapatkan akses ke komputer korban.

“Upaya peretasan menargetkan sekelompok besar orang termasuk staf yang mengerjakan penelitian Covid-19,” kata salah satu sumber dikutip dari Reuters, akhir pekan lalu (28/11). Namun, pembobolan ini diperkirakan gagal.

Misi Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa tidak menanggapi permintaan komentar. Namun, Pyongyang sebelumnya membantah telah melakukan serangan siber. AstraZeneca juga tak merespons.

Sumber, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa alat dan teknik yang digunakan dalam peretasan tersebut mirip dengan serangan siber sebelumnya yang menyasar perusahaan pertahanan dan organisasi media. Tiga orang yang menyelidiki kasus itu mengatakan, para peretas beralih ke pembuata vaksin virus corona.

Sedangkan Microsoft mencatat ada dua kelompok peretas Korea Utara yang menargetkan pengembang vaksin di banyak negara. Salah satunya, dengan mengirim pesan deskripsi pekerjaan palsu.

Pada akhir pekan lalu (27/11), anggota parlemen Korea Selatan mengatakan bahwa badan intelijen negara telah menggagalkan beberapa dari upaya peretasan.

Sebelumnya, Reuters juta melaporkan bahwa peretas dari Iran, Tiongkok, dan Rusia berusaha membobol pembuat obat dan organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun ini. Namun, Teheran, Beijing dan Moskow membantah tuduhan itu.

Sedangkan salah satu sumber Reuters menyampaikan, beberapa akun yang digunakan dalam serangan di AstraZeneca didaftarkan ke alamat email Rusia. Ia menilai, ini upaya untuk membingungkan penyelidik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...