AS, Eropa, Tiongkok Siapkan Regulasi Batasi Kekuatan Raksasa Teknologi

Desy Setyowati
17 Desember 2020, 14:05
AS, Eropa, Tiongkok Siap Kekang ‘Kekuatan’ Raksasa Teknologi
123rf.com
Ilustrasi
  • Regulator AS, Eropa, dan Tiongkok menyiapkan aturan baru terkait penggunaan data oleh raksasa teknologi
  • Pemerintah AS dan Tiongkok menilai para raksasa teknologi mematikan persaingan
  • Indonesia sudah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi potensi monopoli big tech

Raksasa teknologi seperti Facebook, Google, Alibaba hingga Tencent memasuki era baru ketika regulator mulai menyiapkan aturan yang dapat mengekang ‘kekuatan’ mereka. Pemerintah Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Eropa menduga, big tech seperti mereka menciptakan monopoli.

Google misalnya, dituduh bekerja sama dengan Facebook memonopoli bisnis iklan digital. “Google berusaha membunuh pesaing dan melakukannya melalui serangkaian taktik pengecualian, termasuk perjanjian yang melanggar hukum dengan Facebook,” demikian tertulis dalam dokumen gugatan yang diajukan oleh Texas dan sembilan negara bagian AS, dikutip dari Reuters, Kamis (17/12).

Advertisement

Mereka mencontohkan blog sepatu, yang menggunakan perangkat lunak dari Google untuk iklan, meraup pendapatan dari pengecer alas kaki yang beriklan di Facebook. Yang tidak diumumkan oleh Google kepada publik yakni Facebook setuju untuk tidak mendukung software pesaing.

“Facebook memutuskan untuk mengatasi ancaman persaingan di hadapan Google dan kemudian membuat kesepakatan untuk memanipulasi lelang,” kata tim komunikasi internal Texas dan sembilan negara bagian lainnya.

Sebagai gantinya, Facebook menerima berbagai manfaat, termasuk akses ke data Google dan pengecualian kebijakan yang memungkinkan klien mendapatkan lebih banyak iklan.

Google menyebut gugatan tersebut tidak patut dilayangkan. Sedangkan Facebook belum berkomentar.

eMarketer memperkirakan, Google meraup sepertiga pengeluaran iklan digital global atau sekitar US$ 42 miliar pada tahun ini.

Selain itu, Jaksa Agung Demokrat Colorado, Phil Weiser dan Jaksa Agung Republik Nebraska Doug Peterson menuntut Google terkait dugaan monopoli menggunakan mesin pencarian. Anak usaha Alphabet Inc ini juga dituduh memakai jaringan ilegal dan eksklusif untuk merugikan pesaing yang lebih kecil.

Gambaran bisnis induk Google, Alphabet
Gambaran bisnis induk Google, Alphabet (Visual Capitalist)

Big tech lainnya, Facebook bahkan diminta pisah dari Instagram dan WhatsApp. Komisi Perdagangan Federal atau FTC AS menilai, akuisisi ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memonopoli media sosial.

FTC menuduh Facebook mengakuisisi saingan untuk mengurangi persaingan dan menghancurkan pemain kecil lain dengan membatasi akses ke layanan. “Waktu, perhatian, dan data pribadi pengguna digabungkan dan dijual dengan cara yang tidak adil,” kata FTC dikutip dari Financial Times, Senin lalu (14/12).

Regulator Jerman juga memulai proses investigasi terhadap Facebook terkait penautan produk realitas virtual (VR) Oculus dengan media sosial. Perusahaan dinilai menyalahgunakan kekuatan.

Facebook mengakuisisi Instagram US$ 1 miliar pada 2012. Kemudian WhatsApp US$ 19 miliar dan Oculus US$ 2,3 miliar pada 2014. Setidaknya raksasa teknologi ini telah mengambil alih 87 perusahaan sejak 2005.

Perkembangan jumlah pengguna Instagram dan WhatsApp setelah diakuisisi oleh Facebook
Perkembangan jumlah pengguna Instagram dan WhatsApp setelah diakuisisi oleh Facebook (Statista)

Dosen di Cardozo School of Law at Yeshiva University, Sam Weinstein menilai bahwa gugatan FTC terhadap Facebook mengejutkan. Selama ini, FTC sering dikritik karena kebijakannya dinilai longgar.

Para ahli pun menilai, gugatan FTC untuk membubarkan Facebook sulit tercapai. Mereka juga harus meyakinkan hakim yang dinilai enggan bertindak sejauh itu.

“Langkah ini belum pernah dicoba,” kata mantan kepala teknologi FTC yang kini menjadi peneliti senior di Institut Charles Koch, Neil Chilson, dikutip dari Bloomberg, Kamis (17/12).

Gambaran bisnis Facebook
Gambaran bisnis Facebook (Visual Capitalist)

Sebelumnya, Subkomite Kehakiman Kongres AS juga merilis laporan terkait praktik monopoli yang dilakukan oleh raksasa teknologi. Mereka pun menyerukan reformasi UU Antimonopoli.

Isi laporan tersebut secara rinci dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

AppleMengenakan pungutan 30% atas setiap transaksi di App Store
AmazonDianggap menciptakan konflik kepentingan atas dominasi layanan komputasi awan (cloud) dan lainnya
Google·  Dituduh ‘memanipulasi’ hasil di mesin pencarian untuk mendukung produk sendiri atau tertentu. Google menguasai 90% pasar mesin pencarian di AS·  Menggunakan kekuatan atas akses data pengguna untuk menutup persaingan
FacebookDiduga memonopoli industri media sosial dengan mengakuisisi Instagram dan WhatsApp

Sumber: CNBC Internasional

Dugaan monopoli juga menimpa raksasa teknologi Tiongkok. Pada awal November lalu, anak usaha Alibaba Group Holding, Ant Group menunda rencana pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Shanghai dan Hong Kong karena People's Bank of China (PBOC) tengah menyiapkan aturan.

Profesor hukum keuangan China University of Political Science and Law Wei Jingmiao mengatakan, regulator tengah mengkaji ulang dampak dari masuknya Ant Group terhadap ekosistem Star Market atau bursa Shanghai. “Ini seperti menjatuhkan ikan paus ke dalam kolam, sementara perusahaan lainnya di papan tersebut mayoritas berukuran kecil dan menengah,” katanya dikutip dari Kr-Asia, November lalu (5/11).

Pada Selasa lalu (15/12), Badan Nasional Regulasi Pasar Tiongkok atau SAMR juga mendenda Alibaba, anak usaha Tencent, China Literature, dan Shenzhen Hive Box Technology total 1,5 juta yuan atau Rp 3,24 miliar. Alasannya, tidak melaporkan akuisisi.

Investasi Alibaba dan Tencent di banyak perusahaan
Investasi Alibaba dan Tencent di banyak perusahaan (Bloomberg)

Regulator Siapkan ‘Tali Kekang’ untuk Big Tech

Pada November lalu, pemerintah Tiongkok menerbitkan aturan antimonopoli yang baru. Ini melengkapi Undang-undang (UU) Antimonopoli pada 2007, yang berlaku untuk perusahaan asing yang mendominasi pasar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement