Mengenal SPAC, 'Kendaraan' Tokopedia untuk Tembus Bursa Saham AS

Desy Setyowati
18 Desember 2020, 15:20
tokopedia, saham, startup, e-commerce, amerika, gojek, decacorn, grab, bridgetown
123rf/rawpixel
Ilustrasi. Tokopedia rencana IPO di bursa AS dan Indonesia.
  • Tokopedia dikabarkan mengkaji merger dengan perusahaan SPAC Bridgetown untuk bisa IPO di AS
  • IPO skema SPAC yang populer di Amerika dan Eropa diprediksi ramai di Asia Tenggara dalam waktu dekat
  • Pendiri Bridgetown disebut-sebut punya saham minoritas di Tokopedia

Kabar merger Tokopedia dengan Bridgetown Holdings Ltd diperkirakan merupakan bagian dari rencana penawaran saham perdana ke publik atau IPO startup e-commerce ini. Sedangkan aksi korporasi melalui kendaraan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC) yang tak umum di Indonesia.

Bridgetown Holdings Ltd merupakan SPAC milik miliarder Richard Li dan Peter Thiel. Perusahaan ini melantai di bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Oktober lalu dan menghasilkan US$ 550 juta.

Tokopedia tidak berkomentar mengenai kabar mengkaji merger dengan Bridgetown. Akan tetapi, “SPAC merupakan salah satu opsi yang potensial yang bisa kami pertimbangkan. Namun, belum ada yang kami putuskan untuk saat ini,” kata perwakilan Tokopedia kepada Katadata.co.id, Rabu lalu (16/12).

Unicorn Tanah Air itu memang berencana IPO. “Kami telah menunjuk Morgan Stanley dan Citi sebagai penasihat dalam hal ini. Saat ini, kami belum memutuskan pasar dan metode untuk ini,” ujar dia.

Sedangkan Presiden Tokopedia Patrick Cao pernah menyampaikan, perusahaan berencana IPO di dua bursa dalam tiga tahun ke depan, salah satunya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan opsi lainnya yakni AS.

“Saya pikir (bursa AS) memiliki kedalaman paling dalam terkait likuiditas, keahlian di bidang teknologi serta penelitian,” kata Patrick di sela-sela acara Nikkei Forum Innovative Asia dikutip dari Nikkei Asian Review, Januari lalu (17/1).

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani menilai, peluang startup Indonesia IPO lewat skema SPAC cukup menjanjikan. “Namun perlu diperhatikan sudut pandang sektor dan model bisnis yang menarik bagi potential investor di bursa terkait,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (18/12).

IPO merupakan salah satu bentuk dari exit strategy perusahaan rintisan. Cara lainnya yakni merger dan akuisisi. Exit strategy merupakan tujuan akhir perusahaan modal ventura untuk mendulang untung dari startup yang mereka danai.

Di Indonesia, BEI menyiapkan dua inisiatif untuk mendorong perusahaan dengan nilai aset skala kecil hingga menengah, termasuk startup, mau IPO. Pertama, membentuk papan akselerasi pada tahun lalu.

Saat ini, ada lima emiten yang menjadi konstituen papan akselerasi itu. Mereka di antaranya Tourindo Guide Indonesia, Prima Globalindo Logistik, Planet Properindo Jaya, Boston Furnitures Industries, dan Cashlez Worldwide Indonesia. Cashlez merupakan startup teknologi finansial (fintech).

Televisi Bursa Efek Indonesia, IDX Channel
Televisi Bursa Efek Indonesia, IDX Channel (Arief Kamaludin|Katadata)

Inisiatif kedua yakni mengembangkan ruang inkubasi, IDX incubator. Ada 62 startup binaan di Jakarta, 27 di Surabaya, dan 24 di Bandung.

Namun, berdasarkan riset Dealroom, Finch Capital dan MDI Ventures yang dirilis September lalu, lanskap exit strategy startup di Asia Tenggara sejak 2015 sebagian besar berupa merger dan akuisisi. Target utamanya yakni perusahaan di sektor pembayaran dan manajemen investasi.

Contoh di Indonesia yakni Gojek mengakuisisi Kartuku pada 2017 dan Moka pada April lalu. Decacorn Tanah Air ini juga mengambil alih Coins.Ph di Filipina pada 2019.

Kemudian OVO mengakuisisi Taralite dan menggaet Bareksa pada Maret-April tahun lalu. Sedangkan Grab mengambil alih Kudo pada 2017.

Dealroom, Finch Capital dan MDI Ventures memperkirakan, tren merger dan akuisisi meningkat pada 2020 hingga 2023. Namun fokusnya pada startup asuransi (insurtech) dan penyedia solusi bisnis tahun ini.

Akan tetapi berbeda dengan para unicorn dan decacorn Tanah Air. Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak menyatakan bersiap untuk IPO.

Gojek dikabarkan akan merger dengan Grab, baru kemudian IPO. Sedangkan Tokopedia disebut-sebut mengkaji merger dengan Bridgetown untuk melantai di bursa AS.

Edward menilai investor akan tertarik jika Tokopedia IPO melalui SPAC. “Ini karena sudah ada preseden sebelumnya yakni Sea Group,” ujar dia.

Induk Shopee tersebut terdaftar di bursa saham Singapura, Frankfurt, Jerman, dan New York, AS. “Model bisnisnya sama dengan Tokopedia. Posisi unicorn Indonesia juga tidak kalah dibandingkan Shopee,” kata dia.

Sedangkan angka kunjungan ke platform Shopee dan Tokopedia di Indonesia dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Saat ini, kapitalisasi pasar Sea Group hampir US$ 100 miliar. Sedangkan merger Tokopedia dan Bridgetown disebut-sebut akan menghasilkan valuasi US$ 8 hingga US$ 10 miliar. “Ini dianggap potensial oleh investor di sana (AS),” katanya.

Meski begitu, peran sponsor SPAC sangat penting untuk menunjang kredibilitas dan jaringan ke investor. “Ini sama dengan posisi emiten menunjuk penjamin emisi (underwriter) yang tepat,” kata dia.

SPAC Tren di AS dan Eropa, tapi Asing di Indonesia

Akan tetapi, IPO melalui SPAC masih asing di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. SPAC disebut perusahaan cek kosong karena tidak memiliki operasi apa pun. Perusahaan jenis ini merupakan sarana investasi yang dibuat khusus untuk mengumpulkan dana para orang kaya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...