Daya Tarik Ekonomi Digital RI yang Membuat Mantan PM Malaysia Kecewa

Desy Setyowati
22 Desember 2020, 17:15
Daya Tarik Ekonomi Digital RI yang Buat Mantan PM Malaysia Kecewa
123rf.com
Ilustrasi
  • Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kecewa Google hingga Tesla lebih memilih Indonesia
  • Peringkat daya saing digital Malaysia lebih tinggi ketimbang Indonesia
  • Startup Indonesia jadi ‘medan perang’ baru raksasa teknologi Tiongkok dan AS

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) seperti Google dan Amazon, serta dari Tiongkok yakni Alibaba tertarik berinvestasi di Indonesia. Ini membuat mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kecewa.

Google sudah membangun pusat data (data center) komputasi awan (cloud) di Indonesia. Sedangkan Amazon tengah membuat infrastruktur serupa di di Jawa Barat dan ditarget rampung tahun depan.

Adapun Alibaba Cloud telah membangun dua pusat data di Nusantara. Mereka juga tengah membuat yang ketiga dan ditarget selesai pada 2021.

Lalu Tesla tertarik berinvestasi mobil listrik di Tanah Air. “Ini karena pasar Indonesia sangat besar. Penguatan infrastruktur juga terus membaik,” kata Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri Sirait kepada Katadata.co.id, Selasa (22/12).

Malaysia memang unggul dari sisi daya saing digital dibandingkan Indonesia. Berdasarkan survei IMD World Digital Competitiveness Index 2020, Indonesia berada pada posisi 56, sementara negeri jiran ini 26 dari 63 negara.

Indeks tersebut berdasarkan tiga indikator yakni pengetahuan atau literasi, pembangunan teknologi, dan kesiapan transformasi. Secara berurutan, peringkat Indonesia untuk ketiganya yakni 63, 54, dan 48. Sedangkan Malaysia di posisi 19, 20, dan 32. Perbandingannya secara rinci dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Negara20162017201820192020
Literasi
Indonesia6058615663
Malaysia2217171919
Pembangunan teknologi
Indonesia5856494754
Malaysia1618221920
Kesiapan transformasi ke digital
Indonesia6062585848
Malaysia2827292832
Keseluruhan indeks daya saing digital
Indonesia6059625656
Malaysia2424272626

Sumber: IMD World Digital Competitiveness Index 2020

Selain itu, data Nielsen pada 2019 menunjukkan bahwa persentase kaum muda Malaysia lebih tinggi ketimbang Indonesia. Angkanya tertera pada Databoks di bawah ini:

Kemudian, cakupan akses internet di Tanah Air tertinggal dibandingkan Malaysia. Network Readiness Index 2019 Indonesia kalah dari Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Indeks tersebut mengukur bagaimana teknologi dan masyarakat terintegrasi dalam struktur tata kelola yang efektif. Ini berdasarkan enam faktor yakni teknologi, masyarakat, pemerintahan, dan dampaknya terhadap kondisi ekonomi, kualitas hidup, dan kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkualitas (SDGs) suatu negara.

Meski begitu, Jefri mengatakan bahwa pasar Indonesia jauh lebih besar dibandingkan Malaysia. Akan tetapi, “harus ada peningkatan berkelanjutan dari sisi infrastruktur lewat fasilitas modern dan sistem yang tangkas (agile) sebagai penggerak ekosistem dan pembangunan manusia,” kata dia.

Di satu sisi, Najib Razak kecewa raksasa teknologi global lebih melirik Indonesia. Padahal, Malaysia unggul dari sisi daya saing digital, cakupan akses internet, dan jumlah milenial.

"Tesla akan ke Indonesia. Amazon akan ke Indonesia. Google akan ke Indonesia. Apa yang terjadi?" Kata Najib dalam unggahan di akun Facebook, pekan lalu (14/12).

Padahal, Malaysia memiliki Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Internasional (MITI), Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia (MIDA), InvestKL, dan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) yang bertugas menarik investasi raksasa teknologi. Ia menilai hasilnya nol.

Ia mengatakan, dirinya memimpin langsung misi perdagangan dan investasi saat menjabat. "Saya bertemu dengan para pemimpin dunia dan kapten industri," katanya. Dia mengklaim, sekitar 80 perusahaan internasional ia undang ke Malaysia selama periode itu.

Najib mengatakan, investasi itu bisa menambah penciptaan lapangan kerja baru dan menghadirkan talenta digital bagi Malaysia. Namun, ia menilai upaya pemerintah menarik investasi minim sejak 2018.

"Apa yang kami lihat yakni ketidakstabilan politik. Apa yang kami alami yaitu kebijakan pemerintah yang lemah yang berdampak besar pada perekonomian dan masyarakat," katanya.

Daya Tarik Indonesia di Mata Rakasa Teknologi Global

Potensi pasar yang besar sebagaimana diungkapkan oleh Jefri tertuang dalam laporan Google, Temasek, dan Bain and Company bertajuk ‘e-Conomy SEA 2020’. Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan tumbuh 11% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 44 miliar atau Rp 619 triliun pada tahun ini. Sedangkan Malaysia naik 6% menjadi US$ 11,4 miliar.

Pada 2025, nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan US$ 124 miliar. Sedangkan Malaysia US$ 30 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...