Diduga Mata-mata, Microsoft - Google Tekan Perusahaan Teknologi Israel

Fahmi Ahmad Burhan
23 Desember 2020, 10:33
Diduga Mata-mata, Microsoft - Google Tekan Perusahaan Teknologi Israel
123RF.com
Ilustrasi Microsoft

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Microsoft, Dell, Cisco hingga Google menekan NSO Group karena teknologinya dianggap berbahaya dan melanggar undang-undang atau UU antiperetasan. Perusahaan Israel ini juga dikabarkan meretas gadget puluhan jurnalis.

NSO Group digugat oleh WhatsApp pada tahun lalu, karena diduga meretas 1.400 pengguna. Perusahaan teknologi Israel ini lantas mengajukan banding atas gugatan tersebut.

Microsoft, Dell, Cisco dan Google mengajukan legal brief meminta Pengadilan Tingkat Banding AS tidak mengabulkan kekebalan hukum yang diajukan oleh NSO Group. Dalam unggahan berjudul 'Cyber ??Mercenaries Don Not Deserve Immunity' di blog resmi, Microsoft menguraikan tiga alasan NSO Group tidak boleh mendapatkan kekebalan hukum.

Pertama, teknologi NSO Group dianggap sangat berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah. Kedua, alat-alatnya tidak memiliki batasan yang sama dengan perusahaan swasta lain.

Terakhir, alat-alatnya dianggap mengancam hak asasi manusia. "Kami yakin model bisnis NSO Group berbahaya. Kekebalan hukum memungkinkan aktor swasta lain melanjutkan bisnis berbahaya tanpa aturan hukum, tanggung jawab, atau akibatnya," kata Microsoft dikutip dari The Verge, Selasa (22/12).

Microsoft mengkaji laporan atas gugatan WhatsApp terkait NSO Group ke pengadilan Federal di San Fransisco, AS. Anak usaha Facebook ini menduga perusahaan Isarel itu membantu upaya mata-mata atau spionase pemerintah di 20 negara di empat benua.

Beberapa negara yang teridentifikasi mengalami peretasan yakni Meksiko, Uni Emirat Arab, dan Bahrain. Sasarannya mulai dari para diplomat, oposisi pemerintah, jurnalis, dan pejabat senior pemerintah setempat.

Dalam pernyataannya, WhatsApp mengatakan bahwa 100 anggota masyarakat sipil mengaku diretas. "Tak dapat diragukan lagi, ini pola pelecehan (teknologi) yang nyata," ujar WhatsApp, dikutip dari Reuters, tahun lalu (30/10/2019).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...