Tren Teknologi Pendidikan Tahun 2021: Belajar Lewat TikTok hingga Gim
Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky memprediksi tren penggunaan teknologi di sektor pendidikan pada 2021. Dua di antaranya yakni konten pembelajaran lewat TikTok dan fitur gim di platform pendidikan.
Kaspersky menilai, pandemi corona mengubah cara belajar mengajar di banyak negara. Pada tahun ini, sekitar 1,5 miliar siswa tidak dapat bersekolah secara fisik akibat pagebluk virus corona.
“Akibatnya, sistem pendidikan di seluruh dunia mengalami perubahan yang signifikan. Para pengajar dipaksa menguasai berbagai platform baru, seperti Zoom,” kata perusahaan dalam siaran resmi, Selasa (29/12).
Kaspersky memperkirakan, tren penggunaan teknologi baru dalam sistem pendidikan berlanjut pada tahun depan. Pertama, maraknya penggunaan layanan video seperti TikTok dan YouTube untuk pendidikan.
Sekitar 60% guru di dunia menggunakan YouTube di kelas. Namun, ada banyak video yang tidak sesuai untuk pelajar di platform milik Google tersebut.
Google pun meluncurkan aplikasi video pendek Tangi. Berbeda dengan TikTok, Tangi berfokus pada konten pembelajaran seperti membuat kerajinan tangan atau do it yourself (DIY) hingga tutorial memasak, berdurasi satu menit.
Sedangkan pengembang TikTok, Bytedance Technology Co akan berfokus pada sektor pendidikan dengan meluncurkan produk baru, seperti Ruangguru. Perusahaan melihat pasar pendidikan sangat potensial.
Berdasarkan riset iiMedia Research, pendapatan sektor edukasi teknologi (edtech) di Tiongkok diperkirakan 453,8 miliar Yuan atau US$ 63,6 miliar pada tahun ini atau naik 12,3% dibandingkan 2019.
"Akan ada lebih banyak kreasi konten video pendidikan sebagai produk jadi dan digunakan sebagian oleh guru di kelas,” ujar perusahaan.
Tren kedua, pengembangan sistem manajemen pembelajaran atau learning management system yang memungkinkan pengajar melacak proses pembelajaran siswa. Google misalnya, meluncurkan produk baru terkait LMS pada tahun ini, yang diberi nama Assignments.
Melalui layanan itu, pengajar dapat membuat dan membagikan salinan tugas kelas yang dipersonalisasi ke folder Google Drive milik setiap siswa. Guru juga bisa memberikan masukan dengan cepat, serta menilai tugas secara konsisten dan transparan dengan laporan keaslian.