Strategi Shopee dan Grab Rebut Pasar Indonesia dari Gojek – Tokopedia

Desy Setyowati
18 Januari 2021, 19:45
Strategi Shopee dan Grab Rebut Pasar Indonesia dari Gojek – Tokopedia
123RF.com
Ilustrasi
  • Induk Shopee dan Grab dinilai punya ‘kemewahan’ dibandingkan Gojek dan Tokopedia, karena cakupannya lebih luas
  • Kedua decacorn Singapura dinilai dapat melakukan diskon silang, untuk merebut pasar di Indonesia
  • Shopee memimpin dari sisi jumlah kunjungan dan transaksi Grab unggul di layanan pesan-antar makanan

Induk Shopee, Sea Group memimpin dari sisi jumlah kunjungan ke platform e-commerce di Indonesia. Startup jumbo Singapura lainnya, Grab unggul dalam hal transaksi pesan-antar makanan. Salah satu cara yang ditempuh yakni promosi atau ‘bakar uang’.

Beberapa modal ventura memang sudah mengingatkan startup, khususnya unicorn dan decacorn untuk mengurangi ‘bakar uang’ dan berfokus pada keuntungan selama pandemi corona. Namun, Shopee dan Grab berhasil meningkatkan jumlah pengguna dengan strategi ini.

Advertisement

Direktur Utama Mandiri Capital Eddi Danusaputro mengatakan, startup, baik kecil maupun jumbo bisa self sustainable atau untung, jika pendapatan lebih besar dibandingkan pengeluaran. “Tetapi, (bisa juga) sengaja membuat harga produk dan/atau jasa rendah agar pengguna tidak lari ke kompetitor. Ini karena persaingan tinggi,” kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (18/1).

Ia menilai, strategi promosi wajar dilakukan. “Namun, tidak bisa selamanya. Pelan-pelan harus menaikkan harga barang dan/atau jasa. Dengan begitu, startup punya ‘path to profitability,” kata dia.

Di Indonesia, Shopee gencar memberikan promosi bertema tanggal cantik seperti 11.11 dan 12.12. Sedangkan Grab masih rutin memberikan diskon GrabFood seperti Semangat 2021, Semangat Gaspol, dan lainnya.

Berdasarkan data iPrice, Shopee memimpin di Indonesia dari sisi tingkat kunjungan. Angkanya tertera pada Databoks di bawah ini:

Shopee mencatatkan 560 juta transaksi selama pandemi Covid-19 atau kuartal II dan III 2020. Anak usaha Sea Group ini pun berencana menggencarkan promosi dan kolaborasi untuk mendongkrak penjualan pada 2021.

Sedangkan data Momentum Works menunjukkan, nilai transaksi bruto atau GMV GrabFood US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 83 triliun pada 2020. Sedangkan GoFood milik Gojek hanya US$ 2 miliar atau Rp 28 triliun.

Grab pun menyumbang hampir setengah dari total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara sepanjang tahun lalu, meski ada pandemi virus corona. Secara total, kontribusi Indonesia merupakan yang terbesar di regional yakni US$ 3,7 miliar.

Transaksi pesan-antar makanan di Asia Tenggara pada 2020
Transaksi pesan-antar makanan di Asia Tenggara pada 2020 (Momentum Works)

CEO perusahaan venture builder yang berbasis di Singapura, Momentum Works, Li Jianggan menilai bahwa Sea Group dan Grab memiliki privilege karena cakupan yang luas. Sea Group beroperasi di Asia Tenggara, Taiwan, dan Brasil. Sedangkan Grab, Gojek, dan Tokopedia dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

 GrabGojekTokopedia
Cakupan*8 negara4 negaraIndonesia
Mitra pengemudi9 juta (keseluruhan)2 juta-
Mitra penjual900 ribu9,9 juta
Jumlah unduhan214 juta kali190 juta kali-
Pengguna aktif bulanan-38 juta100 juta
ValuasiUS$ 14 miliarUS$ 10 miliarMendekati US$ 10 miliar

Sumber: Gojek, Grab, Tokopedia, CB Insights

Li mengatakan, startup memang dapat berkembang pesat di Indonesia karena populasi dan potensi pasarnya yang besar. “Namun, selama bertahun-tahun banyak yang telah belajar bahwa agar untung di negara ini, membutuhkan permainan jangka panjang dan kesabaran,” kata dia dikutip dari SCMP, dua pekan lalu (7/1).

Ia menilai, Grab dan Sea dapat menggunakan kepemimpinan pasar dan bisnis yang lebih menguntungkan di negara lain untuk terus mendanai pertumbuhan mereka di Indonesia. “Sedangkan Tokopedia dan Gojek tidak memiliki kemewahan ini,” kata Li.

Hal senada disampaikan oleh peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda. “Dengan jumlah negara cakupan yang lebih banyak, Grab bisa memanfaatkan strategi diskon silang,” kata dia kepada Katadata.co.id.

Sedangkan Eddi menilai bahwa cara yang disampaikan oleh Li maupun Nailul memungkinkan untuk dilakukan. Namun, itu bukan hal yang mudah.

Ojek Online Sudah Diperbolehkan Angkut Penumpang
Ojek Online Sudah Diperbolehkan Angkut Penumpang (Adi Maulana Ibrahim|Katadata)

Strategi Grab dan Gojek

Co-Founder Grab Tan Hooi Ling menyadari bahwa persaingan ketat sejak awal berdiri. Perusahaan pun berfokus pada strategi hyperlocal untuk mengatasi hal ini.

“Kami berfokus pada Asia Tenggara yang telah memberikan keunggulan yang kuat di ‘kandang’,” kata Tan dalam wawancara khusus dengan jurnalis Business Insider, Michael O’Naill, akhir pekan lalu (15/1). “Ini adalah rumah dan tidak ada yang tahu kebutuhan pelanggan di regional seperti kami.”

Ia menyampaikan, perusahaan selalu berpikir untuk mengutamakan kemitraan. Cara ini dinilai dapat membuat perubahan besar dalam waktu singkat. “Misalnya, kami bermitra dengan OVO di Indonesia dan Moca di Vietnam untuk mempercepat adopsi non-tunai,” ujarnya.

Akan tetapi, pandemi virus corona juga berpengaruh besar terhadap strategi perusahaan. “Kami dipaksa untuk berpikir out of the box, berinovasi dan beradaptasi dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami membuat poros yang signifikan untuk memangkas biaya dan secara paralel berinvestasi besar-besaran ke bisnis pengiriman yang sedang berkembang,” katanya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement