Fintech Berebut UMKM Online untuk Tekan Kredit Macet saat Pandemi

Desy Setyowati
21 Januari 2021, 15:55
Fintech Berebut Pedagang Online untuk Tekan Kredit Macet saat Pandemi
Jakub Jirsak/123rf
Ilustrasi
  • Fintech lending gencar menyasar UMKM digital untuk mendorong penyaluran pinjaman dan menekan kredit macet
  • Kredit macet fintech lending mencapai 7,18% atau membaik dibandingkan medio 2020
  • OJK mengeluarkan aturan restrukturisasi pinjaman di fintech lending

Beberapa startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) berfokus menyediakan pinjaman kepada pedagang online saat pandemi corona. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang masuk ekosistem digital dinilai potensial saat masa pagebluk virus corona, karena risiko kredit macet yang rendah.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, fintech lending dapat memperoleh data transaksi penjual online dari penyedia platform e-commerce. “Ini menjadi dasar analisis kualitas kredit,” kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (21/1).

Advertisement

Data dapat dianalisis antara lain nilai dan volume transaksi hingga penilaian konsumen. “Ini bisa mengurang risiko kredit secara signifikan,” ujar Bhima. Ia memperkirakan, tren fintech pembiayaan menyasar UMKM digital terus berlanjut.

Sedangkan jenis pinjamannya seperti invoice financing maupun supply chain financing. Invoice financing yakni pinjaman yang menjadikan faktur pelanggan calon peminjam menjadi jaminan. Supply chain financing merupakan pembiayaan untuk membeli stok barang.

Selain karena tingkat risiko kredit yang rendah, jumlah UMKM yang merambah ekosistem digital melonjak saat pandemi Covid-19. Pemerintah mencatat, ada 3,7 juta pedagang online baru sejak peluncuran program Bangga Buatan Indonesia pada Mei 2020 lalu.

Dengan tambahan tersebut, ada 11,7 juta dari total 64 juta lebih UMKM yang merambah ekosistem digital. Sedangkan angka pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Studi Facebook dan Bain and Company menunjukkan bahwa jumlah konsumen digital di Indonesia diperkirakan naik dari 119 juta pada 2019 menjadi 137 juta tahun lalu. Persentasenya pun melonjak dari 58% menjadi 68% terhadap total populasi.

Sedangkan jumlah konsumen digital di Asia Tenggara tertera pada Databoks di bawah ini. Data ini menunjukan potensi transaksi yang dapat diraih oleh pedagang online, termasuk di e-commerce.

Beberapa startup fintech lending yang mengincar UMKM digital yakni Akseleran, Modalku, dan KoinWorks. Penyaluran pinjaman oleh Modalku tumbuh dua kali lipat lebih secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 20 triliun pada tahun lalu. Sedangkan, volume transaksi 3,5 juta kali se-Asia Tenggara. 

Co-Founder sekaligus COO Modalku Iwan Kurniawan mengatakan, penyaluran pinjaman tetap naik karena UMKMmerambah ekosistem digital saat pagebluk virus corona. Selain itu, pemahaman masyarakat terkait layanan fintech meningkat.

“Penetrasi digital yang terus meningkat menjadi potensi bagi bisnis Modalku. Masyarakat jadi lebih paham mengenai manfaat fintech," kata Iwan dikutip dari siaran pers, Senin lalu (18/1).

PASAR MURAH PRODUKSI UMKM
PASAR MURAH PRODUKSI UMKM (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/wsj)

KoinWorks bahkan berencana membangun aplikasi super di bidang finansial atau super financial app untuk menggaet lebih banyak UMKM digital. Adapun produk yang baru diluncurkan saat pandemi yakni investasi emas KoinGold, obligasi KoinBond, dan pembayaran gaji KoinGaji.

"Kami akan melihat apa yang dibutuhkan UMKM ke depan, apakah layanan manajemen keuangan, accounting atau lainnya. Ini input untuk kami berikan sarana yang tepat," CMO KoinWorks Jonathan Bryan dalam diskusi Online Media KOINversation, Rabu (20/1).

Kemudian Akseleran mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit  35% yoy selama tahun lalu, deangan akumulasi Rp 960 miliar. “Per Desember, kami mengalami kenaikan pinjaman bulanan hingga 60% yoy," kata Co-Founder sekaligus CEO Akseleran Ivan Tambunan dalam siaran persnya.

Ivan mengatakan, pada awal pandemi, pertumbuhan penyaluran pinjaman sempat melambat. Performa kembali naik pada Juni hingga Desember 2020.

Sejauh ini, Akseleran telah melayani sekitar 2.500 pelaku UMKM di 23 provinsi. Selain itu menggaet 150 ribu  pemberi pinjaman individu dan 10 institusi.

Fintech Menggaet Bank dan Lembaga Keuangan Lain

Sejumlah fintech lending juga gencar menggaet bank dan lembaga keuangan lainnya untuk memperkuat peran pemberi pinjaman (lender) institusi. Akseleran misalnya, menggandeng Bank Central Asia (BCA) untuk menyalurkan pinjaman Rp 30 miliar kepada UMKM, dengan skema channeling.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement