Potensi Merger Dua Startup ‘Super’ Gojek dan Tokopedia Kian Dekat

Desy Setyowati
25 Januari 2021, 14:30
Potensi Merger Dua Startup ‘Super’ Gojek dan Tokopedia Kian Dekat
123rf.com
Ilustrasi
  • Gojek dan Tokopedia dikabarkan mengkaji opsi struktur perusahaan induk terkait merger
  • Jika jadi merger dengan Gojek, Tokopedia disebut-sebut bakal melepas saham di OVO
  • Gabungan Gojek dan Tokopedia dinilai dapat memperkuat ekosistem digital dan mendongkrak transaksi UMKM

Gojek dan Tokopedia dikabarkan terus berdiskusi terkait merger dan tengah menjajaki berbagai opsi, termasuk mendirikan struktur perusahaan induk. Ekonom menilai bergabungnya kedua startup ‘super’ ini akan menciptakan decacorn dengan ekosistem yang kuat.

DealStreetAsia melaporkan, struktur perusahaan induk tersebut memungkinkan Gojek dan Tokopedia mempertahankan merek masing-masing. “Negosiasi terkait cara mengintegrasikan bisnis tengah berlangsung,” demikian kata sumber yang mengetahui persoalan itu, dikutip dari DealStreetAsia, akhir pekan lalu (22/1).

Advertisement

Sumber juga mengatakan, kedua startup jumbo itu meninjau opsi terkait bisnis pembayaran OVO. Ini karena Tokopedia dan afiliasinya memiliki 41% saham OVO, sementara Gojek mempunyai GoPay.

Menurut seorang eksekutif yang terlibat dalam diskusi tersebut, jika merger kedua startup ‘super’ itu berhasil, maka Tokopedia berpotensi menjual sahamnya di OVO. Eksekutif yang dimaksud bekerja di dewan direksi salah satu perusahaan, tetapi menolak disebutkan namanya.

Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada Gojek dan Tokopedia. Namun, belum ada respons dari kedua perusahaan.

Kabar Gojek dan Tokopedia mengkaji merger mencuat ketika decacorn asal Indonesia ini disebut-sebut bakal bergabung dengan Grab. Rumor ini beredar sejak awal 2020.

Business Times bahkan melaporkan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Singapura atau CCCS terus memantau potensi merger antara Grab dan Gojek. CCCS juga menegaskan kembali bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mengambil tindakan terhadap kesepakatan anti-persaingan.

 GrabGojekTokopedia
Cakupan*8 negara4 negaraIndonesia
Mitra pengemudi9 juta (keseluruhan)2 juta-
Mitra penjual900 ribu9,9 juta
Jumlah unduhan205 juta kali190 juta kali-
Pengguna aktif bulanan-38 juta100 juta
ValuasiUS$ 14 miliarUS$ 10,5 miliarMendekati US$ 10 miliar

Sumber: Gojek, Grab, Tokopedia, CB Insights

Namun kini, rumor Gojek merger dengan Tokopedia menguat. Gojek menyebut layanannya sebagai aplikasi super (superapp), sementara Tokopedia super ekosistem.

Infografik_Peluang merger dua unicorn Indonesia
Infografik_Peluang merger dua unicorn Indonesia (Katadata)

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai, merger Gojek dan Tokopedia akan menjadi solusi yang menguntungkan banyak pihak alias win-win solution. Alasannya, bisnis inti Tokopedia yakni e-commerce, sementara Gojek berfokus pada layanan transportasi, pesan-antar makanan, dan lainnya.

Ekosistem digital dari gabungan kedua perusahaan akan semakin kuat. “Kalau mau jual sebagian saham, Gojek tentu untung dapat banyak data dari Tokopedia. Ini karena mereka dapat menawarkan kredit ke penjual,” kata dia kepada Antara, dua pekan lalu (11/1).

Sedangkan layanan kedua perusahaan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

LayananGojekTokopedia
Transportasi·    GoRide·    GoCar·    GoBlueBird·    Investasi di Pathao, Bangladesh-
Pesan-antar makananGoFoodTokopedia Nyam*
Cloud Kitchen·    Dapur Bersama·    Investasi di startup cloud kitchen India, Rebel Foods-
Kebutuhan sehari-hari·  GoShop·  GoMart·  GoMall·  GoStore·  Investasi di Mall91, India lewat GoVenturesBisnis inti: platform e-commerce
Pengiriman barang·   GoSend·   GoBoxGudang pintar yang disebut TokoCabang
Keuangan·   GoSure (asuransi)·   GoInvest (investasi)·   Paylater·   Bank digital, Bank Jago·   Akuisisi Coins.ph di Filipina·  Fintech lending, Dhanapala·  Investasi di PasarPolis (insurtech)
Pembayaran·   GoPay·   GoBills·   GoPulsa·   GoGiveBerinvestasi di OVO
IklanGoScreen-
Layanan UMKM·   GoBiz·   GoToko·   Akuisisi MokaMitra Tokopedia
KesehatanGoMed (dengan Halodoc)-
Unit investasiGoVentures-
Program akselerasiXcelerate-
Lainnya·   GoTix·   GoServices·   GoPlay·   GoGames·   Investasi di Mobile Premier League, India·   GoFitness-

Sumber: Gojek, Tokopedia, CB Insights

*Fitur pesan makanan di platform Tokopedia

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah juga sepakat bahwa merger Gojek dan Tokopedia merupakan langkah strategis. Ini karena kedua perusahaan memiliki segmen usaha berbeda.

"Jika merger itu terwujud, tidak akan menciptakan monopoli. Mereka berada di segmen bisnis berbeda. Ini akan saling melengkapi dan itu strategi yang sangat taktis dalam menghadapi pandemi corona ini,” kata Piter dikutip dari Antara, tiga pekan lalu (6/1).

Piter menilai, bergabungnya Gojek dan Tokopedia tidak akan menciptakan barrier to entry yang tinggi bagi pemain baru. Perusahaan gabungan ini memang berpotensi menjadi pemimpin pasar, akan tetapi tidak sampai memicu persaingan tidak sehat.

"Sekarang, meskipun keduanya sudah besar, kita masih bisa melihat adanya pemain sejenis yang menggarap segmen tertentu,” ujar Piter. Ia pun optimistis, merger kedua startup jumbo ini membawa banyak manfaat bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta ekonomi digital Indonesia.

“Kita sudah melihat bagaimana orang dengan modal Rp 500 ribu bisa berdagang di Tokopedia. Ini artinya merger kedua perusahaan itu tidak akan mematikan UMKM, namun sebaliknya,” kata dia.

Nilai ekonomi digital di Indonesia dan transaksi per sektor
Nilai ekonomi digital di Indonesia dan transaksi per sektor (Google, Temasek, dan Bain and Company: e-Conomy 2020)

Hal senada sampaikan oleh ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal. “Dengan banyaknya UMKM go-digital saat pandemi Covid-19, saya rasa merger kedua perusahaan akan mampu mengoptimalkan momentum itu,” kata dia dikutip dari Antara, dua pekan lalu (15/1).

Gojek misalnya, menggaet 600 ribu mitra penjual baru selama pandemi virus corona. Sedangkan pedagang di platform Tokopedia melonjak tiga juta lebih.

Mitra penjual di kedua perusahaan, terutama UMKM, juga berpeluang mendorong transaksi jika Gojek dan Tokopedia bergabung. "Beralihnya perilaku konsumen ke layanan dan transaksi digital mendorong pelaku usaha pindah ke ekosistem digital demi mendapatkan pasar,” katanya.

Riset Facebook dan Bain and Company pun menunjukkan, konsumen digital di Indonesia diperkirakan meningkat dari 119 juta pada 2019 menjadi 137 juta tahun lalu. Persentasenya pun melonjak dari 58% menjadi 68% terhadap total populasi.

Sedangkan jumlah konsumen digital di Asia Tenggara tertera pada Databoks di bawah ini:

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement