GoPay Rambah Asuransi Gadget, OVO Perkuat Layanan Investasi

Desy Setyowati
27 Januari 2021, 10:55
GoPay Rambah Asuransi Gadget, OVO Perkuat Layanan Investasi
Google Play Store
Tampilan platform GoPay dan OVO

Startup teknologi finansial (fintech) pembayaran GoPay dan OVO memperkuat layanan pada awal tahun ini. GoPay merambah asuransi gadget, sementara OVO mengintegrasikan dompet digital (e-money) dan investasi.

Sebelumnya, layanan asuransi Gojek yakni GoSure menyediakan asuransi layar ponsel retak. Kini, perusahaan menghadirkan perlindungan untuk gadget keseluruhan atau moveable all risk.

Advertisement

“Kami memahami betul pentingnya melindungi gadget yang saat ini hampir menjadi kebutuhan primer masyarakat,” kata Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata dalam siaran pers, Rabu (27/1). Sedangkan jumlah pengguna ponsel di Indonesia dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Gojek dan GoPay bekerja sama dengan startup asuransi (insurtech) PasarPolis untuk menyediakan produk perlindungan gawai tersebut. Asuransi ini mencakup pencurian dan kerusakan yang tidak disengaja, akibat kebakaran, petir, ledakan, cairan hingga bencana alam.

Pengguna bisa mengasuransikan tablet dan jam tangan pintar alias smartwatch dengan jangka waktu perlindungan hingga 12 bulan. Premi yang ditawarkan ada dua yaitu tipe dasar Rp 25 ribu dan premium Rp 50 ribu.

Pesaingnya, OVO juga memperkuat layanan keuangannya. Fintech bernuansa ungu ini mengintegrasikan layanannya dengan platform finansial dan investasi Bareksa.

OVO pun meluncurkan fitur Invest di aplikasi. “Ini terobosan yang pertama kali terjadi di Indonesia, mengintegrasikan e-money dan e-investment, sebagaimana Alipay dan Yu’e Bao di Tiongkok,” kata Presiden Direktur OVO sekaligus CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra dalam siaran pers, Selasa (26/1).

Fintech tersebut sudah berkonsultasi dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengintegrasikan kedua layanan itu. “Kami berterima kasih atas dukungan BI dan OJK yang pro-inovasi dan visioner dalam pemanfaatan fintech bagi peningkatan inklusi dan pendalaman pasar keuangan,” ujar Karaniya.

Peluncuran fitur Invest juga mengacu pada data OJK bahwa indeks inklusi keuangan di Indonesia 76,2%. Jumlah penduduk dewasa yang memiliki rekening bank per 2019 dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Sedangkan tingkat literasi keuangan masih rendah yaitu 38%. Pemahaman layanan pasar modal bahkan hanya 1,7%. Angka literasi per daerah pada 2017 dapat dilihat pada Databoks berikut:

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement