Bisnis Ponsel Tertekan Sanksi AS, Huawei Beralih ke Cloud dan AI?

Fahmi Ahmad Burhan
28 Januari 2021, 09:15
Bisnis Ponsel Tertekan Sanksi AS, Huawei Beralih ke Cloud dan AI?
123RF.com
Ilustrasi Huawei

Huawei Technologies Co dikabarkan bakal menjual merek ponsel pintar (smartphone) premium P dan Mate, karena tertekan sanksi dari mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Perusahaan Tiongkok itu pun berfokus pada bisnis komputasi awan (cloud) dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Raksasa teknologi tersebut merombak struktur manajemen dan menunjuk kepala bisnis consumer Richard Yu untuk merangkap jabatan. Sumber CNBC Internasional yang mengetahui masalah itu, Yu kini tidak hanya menangani lini bisnis consumer, tetapi juga cloud dan AI.

Advertisement

Yu ditugaskan untuk memutuskan masa depan bisnis smartphone, sekaligus menjadikan Huawei sebagai raksasa cloud dan AI. "Akan ada sinergi yang lebih besar antara smartphone, cloud dan AI," kata sumber dikutip dari CNBC Internasional, Rabu malam (27/1).

Perusahaan menunjuk Yu karena dianggap berhasil menjadikan Huawei sebagai salah satu vendor smartphone teratas dari segi penjualan secara global. "Ia memiliki rekam jejak yang terbukti di Huawei dari berbagai pos," kata sumber.

Pada akhir tahun lalu, pendiri Huawei Ren Zhengfei mengatakan kepada para staf bahwa cloud akan menjadi prioritas perusahaaan pada 2021. Namun, ini bukan untuk menyaingi Alibaba, Microsoft maupun Amazon. Sebab, pangsa pasar perusahaan di lini bisnis masih kecil.

Ren mengatakan, Huawei perlu mengurangi medan pertempuran dengan perusahaan yang sudah mapan di bisnis cloud seperti Alibaba dan Amazon. "Tidak mungkin bagi kami mengikuti jalur yang sama seperti keduanya. Mereka memiliki akses atas uang tak terbatas di pasar saham AS," kata dia dikutip dari South China Morning Post, tiga pekan lalu (3/1).

Sedangkan untuk lini bisnis AI, Huawei telah mengembangkan teknologi identifikasi wajah. Pengembangan mengacu pada keperluan umum berdasarkan standar industri. 

Ren mengatakan, Huawei berfokus pada cloud dan AI untuk mengurangi tekanan sanksi AS. Raksasa teknologi Tiongkok ini masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di Negeri Paman Sam sejak Mei 2019.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement