Peta Persaingan GrabFood dan GoFood di Tengah Kehadiran ShopeeFood
- Shopee dikabarkan merekrut mitra pengemudi untuk ShopeeFood sejak akhir tahun lalu
- Tokopedia merambah bisnis pesan-antar makanan lewat Tokopedia Nyam
- Model superapp seperti Gojek dan Grab dinilai lebih hemat dari sisi bisnis pesan-antar makanan
Pertarungan di bisnis pesan-antar makanan di Indonesia tak lagi hanya antara Grab dan Gojek. Perusahaan e-commerce Shopee merambah layanan ini lewat ShopeeFood, dan Tokopedia melalui Tokopedia Nyam.
Pada hari ini, Tokopedia pun memerinci pencapaian Tokopedia Nyam. Jumlah mitra penjual kuliner di platform melonjak tiga kali lipat dibandingkan sebelum ada pandemi corona. Sedangkan produk yang paling laris yakni kopi, madu, dan makanan beku.
"Pertumbuhan Tokopedia Nyam lebih dari tiga kali lipat," kata AVP of Category Development for FMCG & Long Tail Categories Tokopedia, Jessica Stephanie Jap saat konferensi pers virtual, Kamis (28/1).
Namun, Tokopedia Nyam masih mengandalkan mitra pengemudi Gojek dan Grab untuk mengantar produk kuliner ke konsumen. Sedangkan pesaingnya yakni Shopee merekrut mitra pengemudi untuk ShopeeFood pada akhir 2020.
Akan tetapi, Shopee belum berkomentar mengenai perekrutan tersebut. E-commerce ini pun sebenarnya sudah meluncurkan fitur pesan makanan ShopeeFood pada April 2020 lalu. Penjualan produk kuliner secara berulang di platform ini pada Juli 2020 meningkat empat kali lipat.
Anak usaha Sea Group itu pun mengurasi lebih dari 500 mitra penjual makanan dan minuman siap saji per Oktober tahun lalu. Namun, pengantaran produk kulinernya juga masih menggunakan jasa Gojek dan Grab.
Walaupun, kini Shopee diketahui merekrut mitra pengemudi untuk ShopeeFood. Induknya pun sudah merambah pesan-antar makanan dengan nama Now di Vietnam sejak tahun lalu. Layanan ini mengandalkan mitra pengantaran sendiri.
CEO perusahaan venture builder yang berbasis di Singapura, Momentum Works, Li Jianggan menilai bahwa masuknya Shopee dan Tokopedia di bisnis food delivery merupakan strategi untuk mendongkrak pendapatan. “Ini akan menarik,” kata dia saat konferensi pers virtual, Kamis (28/1).
Dalam riset Momentum Works bertajuk ‘Food Delivery Platforms in Southeast Asia’, nilai transaksi bruto atau GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara diperkirakan US$ 11,9 miliar pada 2020. Indonesia berkontribusi paling besar, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:
Di Indonesia, layanan pesan-antar makanan diminati selama pandemi Covid-19. Ini tecermin pada Databoks di bawah ini:
Sedangkan GrabFood unggul di Indonesia (53%), Malaysia (52%), dan Filipina (56%). Rinciannya dapat dilihat pada Bagan dan Databoks di bawah ini:
Perkiraan nilai GMV tersebut berdasarkan analisis mendalam tentang industri pesan-antar makanan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Metode penelitiannya mencakup wawancara, survei, dan data dari layanan pemantauan pihak ketiga.
COO Momentum Works Yorlin Ng mengatakan, Grab berfokus mengurangi biaya untuk menggaet lebih banyak pengguna. Selain itu, meningkatkan infrastruktur inti atas layanan pengiriman dan berfokus pada manajemen penipuan hingga kemitraan.
“Grab terus merebut pangsa pasar di Indonesia,” kata dia sata konferensi pers virtual.
Sedangkan Gojek mengubah banyak prioritas. “Meski masih kuat di Indonesia, mereka melihat penurunan pangsa pasar di negara asalnya yang menempatkannya pada posisi defensif,” kata Yorlin.
Ia juga menyoroti rumor bahwa Gojek mengkaji merger dengan Tokopedia. “Kami menilai kolaborasi ini akan sangat menarik dan penting (bagi perusahaan),” ujar dia.
Dari perspektif konsumen, Yorlin menyampaikan bahwa banyaknya pilihan menu, kecepatan, kualitas, dan biaya merupakan hal utama yang diperhatikan oleh konsumen. “Pemain harus unggul setidaknya dalam dua indikator itu untuk memenuhi kebutuhan konsumen,” katanya.
Namun, model bisnis aplikasi super atau super app seperti Grab dan Gojek dapat mendorong pelanggan berbagi tumpangan (ride hailing) untuk menggunakan layanan lain, termasuk food delivery.