Bisnis Ponsel Huawei Babak Belur Setelah Dua Tahun Kena Sanksi AS

Desy Setyowati
29 Januari 2021, 14:25
Dua Tahun Setelah Disanksi oleh AS, Bisnis Ponsel Huawei Babak Belur
123rf/ moovstock
Ilustrasi Huawei
  • Peringkat penjualan ponsel Huawei turun dari kedua menjadi keenam akhir tahun lalu
  • Huawei dikabarkan bakal menjual dua merek ponsel premium, setelah melepas Honor
  • Pengiriman gadget Huawei diprediksi melorot ke posisi tujuh pada tahun ini, di bawah Xiaomi dan OPPO

Peringkat Huawei dalam jumlah pengiriman ponsel pintar (smartphone), melorot dari posisi pertama pada kuartal II 2020 menjadi keenam akhir tahun lalu. Analis menilai, bisnis gadget perusahaan Tiongkok ini ‘babak belur’ karena sanksi dari mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Berdasarkan data Counterpoint, pengiriman ponsel Huawei turun 41% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 33 juta pada kuartal IV 2020. Jumlahnya di bawah Xiaomi (43 juta), OPPO (34 juta), dan Vivo (33 juta).

Advertisement

“Jumlah pengiriman ponsel Huawei secara dramatis surut di sebagian besar pasar sebagai akibat dari sanksi AS," kata analis di Canalys Research Amber Liu laporan, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (28/1).

Ini pertama kalinya dalam enam tahun terakhir, peringkat Huawei di bawah posisi kelima. Padahal, perusahaan Tiongkok itu sempat memimpin pada kuartal II 2020, sebagaimana Databoks di bawah ini:

Meski begitu, Huawei masih di posisi ketiga dalam hal pengiriman ponsel sepanjang 2020. 

Namun, jumlah pengiriman ponsel Huawei merosot tajam, setelah hampir dua tahun masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan AS sejak Mei 2019 lalu. Sejak saat itu, Google berulang kali mengajukan izin agar dapat bermitra dengan Huawei.

Namun, lisensi itu kedaluwarsa pada Agustus 2020 lalu. Alhasil, ponsel dan tablet Huawei yang diluncurkan setelah pertengahan Mei 2019, tidak akan didukung oleh Google Mobile Services (GMS) seperti Gmail dan YouTube.

Trump juga menambahkan 38 afiliasi semikonduktor Huawei ke dalam daftar hitam pada Agustus 2020, sehingga totalnya menjadi 152. Raksasa teknologi Tiongkok itu pun terpaksa menyetop produksi cip (chipset), termasuk prosesor andalannya Kirin sejak September tahun lalu.

Dampak dari rentetan sanksi tersebut, pengiriman ponsel Huawei melorot tajam pada kuartal akhir 2020. Berdasarkan riset Canalys, IDC, dan Counterpoint, posisi Huawei di bawah Xiaomi, OPPO, dan Vivo.

Samsung masih memimpin pasar smartphone pada tahun lalu, meski jumlah pengiriman gadgetnya turun. Sedangkan penjualan ponsel Xiaomi melesat pada 2020.

Pertumbuhan tahunan dan total pengiriman gawai Huawei, Samsung, dan Xiaomi pada tahun lalu dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

20202019
 Yoy (%)Pengiriman (juta)Pangsa Pasar (%)Pangsa Pasar (%)
Huawei (termasuk Honor)
Canalys-22188,51518
IDC-21,518914,617,5
Counterpoint-21187,71416
Samsung
Canalys-14255,62022%
IDC-9,8266,720,621,6
Counterpoint-14255,71920
Xiaomi
Canalys19149,6129
IDC17,6147,811,49,2
Counterpoint17145,8118

Sumber: Canalys, IDC, Counterpoint

Xiaomi memang berambisi merebut pangsa pasar Huawei yang tengah tertekan sanksi AS. Dikutip dari Nikkei Asia Review, perusahaan asal Tiongkok memesan komponen dan suku cadang hingga 240 juta unit ke pemasok untuk tahun ini. Jumlahnya jauh melebihi 2020.

Produsen smartphone asal Negeri Panda itu menargetkan bisa mengirimkan 300 juta unit pada 2021, naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Namun, Xiaomi juga masuk daftar hitam terkait keamanan di AS tiga pekan lalu, atau ketika Trump masih menjabat.

Meski begitu, Huawei tetap harus menghadapi Apple yang berhasil merebut sebagian pasarnya di Tiongkok. Ini karena perusahaan asal AS itu meluncurkan iPhone 12 yang memiliki fitur jaringan internet kelima alias 5G pada akhir tahun lalu.

Berkat varian anyar itu, pengiriman ponsel Apple naik 4% menjadi 81,8 juta pada kuartal IV 2020. Padahal total penjualan gadget secara global turun 2% pada akhir tahun lalu, berdasarkan data Canalys.

Analis di Canalys Nicole Peng menilai, pengiriman gawai Apple melonjak karena model baru iPhone 12 dan pasar Negeri Panda. "Di Tiongkok, Apple memanfaatkan peluang sempurna untuk merebut pangsa pasar Huawei di segmen kelas atas," katanya dikutip dari Reuters, Kamis (28/1).

Padahal, laporan Push Big baru-baru ini menunjukkan bahwa Huawei memimpin pasar ponsel 5G di Tiongkok sepanjang tahun lalu yakni 48,8%. Lalu diikuti oleh Vivo (16,6%), OPPO (11,2%), Apple (5,9%), Samsung (2,65), dan Xiaomi (1,8%).

huawei p40
huawei p40 (Instagram/@huaweimobileid

Namun ternyata iPhone 12 yang merupakan 5G diterima oleh pasar Negeri Tirai Bambu pada akhir tahun lalu. Ini bisa mengancam dominasi Huawei di tengah tekanan sanksi AS.

Apalagi, Huawei sudah melepas merek Honor kepada konsorsium Shenzhen Zhixin New Information Techonology Co. Ltd pada akhir 2020 lalu. Kini, perusahaan dikabarkan bakal menjual merek ponsel premium P dan Mate.

Sumber Reuters mengatakan, Huawei sedang dalam pembicaraan tahap awal untuk menjual kedua merek ponsel premium tersebut. “Huawei berdiskusi dengan perusahaan investasi yang didukung oleh pemerintah selama beberapa bulan,” demikian kata sumber dikutip dari Reuters, Senin lalu (25/1).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement