Rebut Pasar Disney+, Netflix Perkuat Konten Animasi
Persaingan antara penyedia layanan video on-demand asal Amerika Serikat (AS) Netflix dan Disney+ semakin ketat. Netflix memperkuat film animasi yang selama ini identik dengan Disney.
Netflix mengumumkan akan membuat film animasi adaptasi 22 buku Redwall karya Brian Jacques pada pekan lalu. “Perusahaan pun telah memperoleh hak atas 22 buku itu dan akan mulai menayangkan film animasi seri pertama,” demikian dikutip dari The Verge, Sabtu lalu (13/2).
Buku Redwall merupakan serial fantasi anak-anak yang bercerita tentang petualangan sekelompok hewan antropomorfisme. Penulis asal Inggris Brian Jacques membuat buku-buku ini sejak 1986 hingga 2011.
Brian berkeliling dunia untuk menceritakan kisah Redwall. "Ia akan sangat senang melihat Netflix berbagi kegembiraan dan keinginan untuk menghidupkan ceritanya sebagai dunia baru film," kata perwakilan dari pemilik kekayaan intelektual Jacques Redwall Abbey Company Alan Ingram, dikutip dari The Guardian, Kamis (11/2).
Selain seri pertama Redwall, Netflix akan mengembangkan serial animasi tentang karakter seekor tikus heroik yakni Martin the Warrior. Dalam setahun, Netflix berencana merilis enam film animasi.
CEO Netflix Reed Hastings mengatakan, langkah itu dilakukan untuk menyaingi Disney. "Kami sangat bersemangat untuk bersaing dengan mereka dalam pasar animasi keluarga," kata Hastings dikutip dari Quartz, Rabu (10/2). "Mungkin pada akhirnya melewati mereka. Lihat saja nanti."
Reed optimistis langkah tersebut dapat membantu Netflix memperluas pasar. Segmen penikmat film animasi keluarga dinilai potensial karena cenderung setia.
Namun, Disney+ tak tinggal diam. Perusahaan AS terus memperluas pasar.
Pada 2019, Disney mencatatkan 10 juta pelanggan. Kemudian naik menjadi 26,5 juta pada kuartal pertama 2020. Kini, untuk Disney+ Hotstar saja telah menggaet 94,9 juta pelanggan secara global dalam 14 bulan.
Lonjakan pelanggan itu berasal dari penayangan film streaming saat liburan. Pada tahun lalu, Disney berencana menggarap 100 proyek film dan acara televisi, termasuk selusin seri Marvel dan lebih dari 10 konten Star Wars.
Selain itu, Disney memiliki Pixar Studio yang menghasilkan beberapa film animasi laris seperti Toy Story, Monster Inc, Finding Nemo, Mickey Mouse hingga para putri dari negeri dongeng.
Disney+ hadir di pasar Indonesia pada tahun lalu. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, film-film populer Superhero Marvel tersedia secara lengkap di layanan VoD Disney, mulai dari Avengers, Iron Man, X-Man, Black Panther, Captain America, Ant Man, Thor, dan Captain Marvel.
Demikian pula dengan film besutan Walt Disney seperti Aladdin, The Lion King, Frozen, Avatar hingga Maleficent.
Selain karena gencar menayangkan film andalan saat masa liburan, lonjakan jumlah pengguna Disney+ terdongkrak pandemi corona. Namun, perusahaan tidak memerinci jumlahnya.
“Kami sangat senang dengan angka-angka konversi dari promosi menjadi pelanggan berbayar," kata CFO Disney Christine McCarthy dikutip dari CNBC Internasional, akhir pekan lalu (12/2).
Sebelumnya, investor mengantisipasi kehadiran Disney+ sebagai kompetitor Netflix. Sejak pertama kali mengumumkan rencana peluncuran Disney+ pada 2019, harga sahamnya naik 27%. Sedangkan Netflix turun 18%.
Pada 2024, Disney menargetkan 230 juta pelanggan. Saat ini, Statista mencatat bahwa Netflix masih memimpin pasar VoD global. Pada 2024, pasar Netflix diprediksi 23%.
Posisi kedua ditempati oleh Amazon melalui Amazon Prime Video dengan pangsa pasar 13%. Sedangkan Disney+ hanya 8%. Lalu, Apple TV sekitar 1%.