Gojek: Modus Serangan Siber ke Mitra Paling Banyak Penipuan

Fahmi Ahmad Burhan
18 Februari 2021, 19:42
Gojek: Modus Serangan Siber ke Mitra Paling Banyak Penipuan
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Seorang pengguna ojek online menunjukkan aplikasi GoRide yang tidak tersedia di Kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Jumat (10/4/2020).

Decacorn Indonesia, Gojek mencatat bahwa modus serangan siber yang paling banyak menyasar mitra pengemudi dan penjual yakni penipuan rekayasa sosial (social enginering). Mayoritas pelaku bertujuan mendapatkan kode one time password (OTP) akun.

Head of Merchant Platform Business Gojek Novi Tandjung tidak memerinci jumlah serangan siber yang menimpa mitra. Namun, “angkanya menurun tajam pada akhir tahun,” kata dia saat konferensi pers virtual, Kamis (18/2).

Advertisement

Sedangkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat, jumlah serangan siber meningkat empat kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) selama Januari-Agustus 2020.

Peningkatan terjadi karena banyaknya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mendigitalisasikan bisnis saat pandemi corona. Sebelumnya, pemerintah mencatat ada 3,7 juta pedagang online baru sejak peluncuran program Bangga Buatan Indonesia pada Mei 2020 lalu.

Dengan tambahan tersebut, ada 11,7 juta dari total 64 juta lebih UMKM yang merambah ekosistem digital.

Novi mengatakan, modus serangan siber yang paling banyak menyasar mitra Gojek yakni penipuan rekayasa sosial. "Dia melakukan manipulasi psikologis. Korban dibujuk untuk mengirimkan kode OTP," katanya.

Kode OTP merupakan kode unik yang terdiri dari empat higga enam digit angka yang akan dikirimkan melalui SMS. Pelaku menyasar kode OTP untuk mendapatkan data pribadi, sehingga bisa masuk ke akun dan mengambil uang korban.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement