Bisnis Ponsel Melorot, Huawei Beralih ke Cloud, AI, dan Ternak Babi

Fahmi Ahmad Burhan
22 Februari 2021, 11:45
Bisnis Ponsel Melorot, Huawei Beralih ke Cloud, AI, dan Ternak Babi
123RF.com
Ilustrasi Huawei

Perusahaan asal Tiongkok, Huawei dikabarkan mengurangi produksi ponsel pintar (smartphone) lebih dari 60% karena tertekan sanksi Amerika Serikat (AS). Raksasa teknologi ini pun berfokus pada bisnis komputasi awan (cloud), kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), dan mengembangkan solusi pintar untuk peternakan babi.

Presiden lini bisnis mesin Huawei Duan Aijun mengumumkan pengembangan teknologi untuk peternakan babi itu melalui Weibo. Huawei akan memodernisasi peternakan dengan pengenalan wajah berbasis AI, guna mendeteksi penyakit dan melacak lokasi hewan ternak.

Advertisement

Teknologi Huawei juga dapat digunakan untuk memantau berat badan dan kesehatan babi. "Peternakan babi merupakan contoh lain bagaimana kami merevitalisasi beberapa industri tradisional dengan teknologi guna menciptakan nilai lebih di era 5G," kata juru bicara Huawei dikutip dari BBC Internasional, akhir pekan lalu (19/2).

Huawei mengatakan, pengembang teknologi pada peternakan babi potensinya besar. Sebab, separuh dari total babi yang diternak di dunia berada di Tiongkok.

Namun, Huawei akan bersaing dengan Alibaba dan JD.com yang lebih dulu bekerja sama dengan peternak babi di Tiongkok dalam menghadirkan teknologi baru.

Selain itu, Huawei berfokus pada bisnis cloud dan AI tahun ini. Pada akhir tahun lalu, pendiri Huawei Ren Zhengfei mengatakan kepada para staf bahwa cloud akan menjadi prioritas perusahaaan pada 2021. 

Namun, ia menegaskan bahwa langkah itu bukan untuk menyaingi Alibaba, Microsoft maupun Amazon. Ini bertujuan mengurangi skala tekanan.

"Tidak mungkin bagi kami untuk mengikuti jalur yang sama seperti keduanya (Alibaba dan Amazon). Mereka memiliki akses atas uang tak terbatas di pasar saham AS," kata Ren dikutip dari South China Morning Post, Januari lalu (3/1).

Berdasarkan data Statista, Amazon menguasai sekitar 33% pada kuartal II 2020 dan stabil sejak 2017. Sedangkan Microsoft meraup 18%.

Meski begitu, Ren menyatakan bahwa perusahaan harus belajar dari kesuksesan Amazon dan Microsoft. Oleh karena itu, Huawei akan mencari peruntungan dengan mengamankan segmen dan industri besar sebagai klien cloud.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement