Eksklusif Wawancara Google: Perubahan Konsumen dan Brand Saat Pandemi

Desy Setyowati
25 Februari 2021, 07:30
Google: Pencarian Konten Pendidikan Via Fitur Suara Naik Saat Corona
Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi Google

Kata kunci (keyword) yang digunakan untuk mencari informasi di mesin pencarian (browser) Google Search berubah imbas pandemi corona. Cara masyarakat Indonesia mengakses konten pun berubah. Tak lagi hanya dengan mengetik, tetapi juga lewat suara dan gambar.

Dalam laporan terbaru Google bertajuk 'Year in Search 2020 Indonesia', pencarian dengan kata kunci ‘tes Covid-19’, ‘rapid test’, ‘swab’ dan ‘serology’meningkat hingga 5.000% tahun lalu. Penggunaan keyword ‘daftar usaha’ dan hiburan seperti ‘ikan cupang’, ‘adopsi kucing’, serta ‘tanaman rumah’ juga melonjak.

Advertisement

Bahkan, masyarakat mulai mencari informasi tentang pembelian bahan pokok dan kuliner secara online. Penelusuran dengan kata kunci ‘produk segar’ pun naik 90%.

“Produk-produk yang sebelumnya tidak dicari tahu lewat Google Search, sekarang orang mulai mencarinya,” kata Head of Large Customer Marketing Google Indonesia Muriel Makarim kepada Katadata.co.id, Selasa (23/2).

Masyarakat juga mulai mencari kebutuhan rumah tangga secara online. Penelusuran ‘detergen’ dan ‘kursi ergonomis’ misalnya, masing-masing naik 26% dan 155%. “Ini produk-produk yang sebelumnya, biasanya, orang mau pegang dulu. Sekarang dicari lewat online,” katanya.

Google juga mencatat, masyarakat mulai beralih ke teknologi dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini terlihat dari pencarian dengan kata kunci ‘robot vacuum’ meningkat 80%, ‘webcam’ 40%, dan ‘air purifier’ 45%.

Pandemi Covid-19 juga memengaruhi cara masyarakat mencari informasi tentang pendidikan. “Dulu, mengetik menjadi cara utama. Sekarang, voice banyak digunakan karena cepat dan lebih alami,” ujar Muriel. “Kategori yang menonjol yakni pendidikan.”

Katadata.co.id berbincang-bincang dengan Muriel terkait perubahan tren pencarian di Google Search selama pandemi corona. Selain itu, tentang cara brand menggaet konsumen di tengah peralihan kebiasaan.

Bagaimana perubahan tren pemasaran atau beriklan di tengah pandemi corona?

Sekarang, dengan perubahan kebiasaan warga Indonesia yang semakin beralih ke layanan online. Selain itu, waktu masyarakat di platform digital yang meningkat. Pemasaran, yang pada dasarnya di mana konsumen ke (platform) online, maka kita ada di sana.

Itu hanya satu hal terkait platform apa yang kita pakai untuk reach out ke konsumen.

Yang terpenting, bagaimana kita komunikasi ke konsumen. Bagaimana bicara dalam bahasa yang mereka paham, yang penting untuk mereka, dan yang bisa menarik perhatian mereka.

Perubahan kebiasaan konsumen atau masyarakat selama pandemi Covid-19?

Saya merangkum lima poin. Pertama, konsumen Indonesia menghadapi banyak tantangan. Jadi, bagaimana kita (brand) memberikan empati. Bukan hanya fokus pada pemasaran produk dan jasa, tetapi juga mengatasi masalah mereka.

Kedua, brand purpose diperkuat. Have your brand stand for something? What do you stand for? Yang kita tahu, orang Indonesia sekarang lebih peduli terhadap isu lingkungan. Sebagai brand, bagaimana kita menangkap hal ini, dan di-translate ke bisnis. Kalau mereka ingin lebih peduli terhadap lingkungan, maka kita ganti jadi recycle.

Ketiga, harus paham bahwa konsumen Indonesia memegang banyak role. Orang tua misalnya, mereka juga bisa guru, pemilik bisnis, atau karyawan. Bagaimana kita mengerti role mereka yang lain. Misalnya, saat ini, anak-anak belajar online. Bagaimana kita membantu orang tua memahami ini dengan mudah, walaupun kita (brand) menjual susu.

Keempat, orang Indonesia membutuhkan hiburan. Bagaimana cara kita bisa get the attention dengan cara yang humor. Terakhir, membantu masyarakat memikirkan masa depan misalnya, dengan menabung, belajar lebih banyak, belajar digital.

Penggunaan layanan Video on Demand (VoD) atau YouTube meningkat. Bagaimana perubahaan pemanfaatan saluran untuk pemasaran saat pandemi?

Kalau dari segi VoD atau YouTube, kami lihat konten apa yang tumbuh. Ini biasanya menjadi insights penting untuk diketahui oleh brand. Konten gim misalnya, meningkat 210%. Penelusuran ‘main bareng’ atau mabar dan PUBG meningkat.

Sebagai brand, mengetahui bahwa potensi game online besar dan tahu apa yang paling sering ditonton oleh konsumen, maka (selanjutnya) bagaimana memasarkan (produk) ke audience. Bisa bekerja sama dengan creator gaming.

Peningkatan yang tinggi juga yakni konten musik, naik 240%. Brand perlu mempelajari musik apa yang populer. Kan sekarang banyak online music festival yang disponsori oleh brand. Ini cara bagi mereka untuk terhubung dengan konsumen.

Konten olahraga juga meningkat 200%. Jika brand berfokus menyasar konsumen (yang menyukai konten) ini, maka harus mencoba untuk relevan.

Jadi, ada banyak cara. Yang terpenting, kita mengerti konsumen sedang menyukai apa? Selain itu, bagaimana kita berbicara dengan cara itu.

Berapa peningkatan jumlah pengguna YouTube saat pandemi?

Kami belum bisa membagikan datanya. Tetapi, data Agustus atau September tahun lalu, ada lebih dari 93 juta pengguna. Dari sisi lama menonton, kenaikannya sekitar 20% saat awal pandemi.

Apa saja perubahan pencarian produk atau kata kunci sebelum dan saat pandemi?

Jika terkait produk, yang menarik yakni barang-barang yang sebelumnya tidak dicari lewat Google Search, sekarang iya. Produk segar sepert buah-buahan misalnya, naik 90%. Ini mungkin karena orang takut ke supermarket terlalu sering.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement