Raup Rp 1,5 Triliun, Pendapatan TikTok Terbesar di Dunia
Laporan Sensor Tower menunjukkan, pendapatan bruto aplikasi video pendek asal Tiongkok, TikTok mencapai US$ 110 juta atau Rp 1,5 triliun per Februari. Ini merupakan yang terbesar di dunia untuk kategori aplikasi non-gim.
Pendapatan aplikasi besutan ByteDance itu meningkat 1,9 kali lipat dibandingkan Januari (month to month/mtm). "TikTok menjadi aplikasi dengan berpenghasilan kotor tertinggi di dunia," demikian isi laporan, dikutip dari South China Morning Post, Selasa (9/3).
Sekitar 79% berasal dari pengguna Douyin di Tiongkok. Douyin merupakan aplikasi TikTok khusus di Negeri Panda.
Kontribusi terbesar kedua dari pengguna di Amerika Serikat (AS) yakni 8%. Disusul oleh Turki 3%.
Aplikasi dengan total pendapatan terbesar kedua di dunia yakni YouTube. Penghasilan platform besutan Google ini US$ 82 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun, meningkat 23% secara tahunan (year on year/yoy).
Pendapatan dari pengguna di AS menyumbang 51%. Kemudian, dari Jepang 12%.
Posisi ketiga ditempati oleh aplikasi kencan Tinder. Lalu, platform manga Piccoma dan streaming Tencent Video. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
SensorTower mencatat, TikTok menjadi aplikasi dengan jumlah unduhan terbanyak di dunia per Februari, yakni lebih dari 56 juta kali. Sebanyak 18% berasal dari Tiongkok, dan 11% AS.
Posisi kedua hingga keempat aplikasi dengan jumlah unduhan terbanyak dikuasai oleh Facebook. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Pangsa pasar terbesar Facebook yakni India, porsinya 27%. Disusul oleh AS 8%.