Bisnis Keuangan Tertekan Aturan Tiongkok, Tencent Rugi Rp 898 Triliun
Nilai kapitalisasi pasar perusahaan asal Tiongkok, Tencent turun US$ 62 miliar atau sekitar Rp 898 triliun. Ini karena Beijing dikabarkan meminta raksasa teknologi itu merombak bisnis keuangan. Hal ini lebih dulu menimpa Ant Group milik Jack Ma.
Dikutip dari Bloomberg, harga saham Tencent turun 4,4% akhir pekan lalu (12/3). Lalu melorot lagi 3,5% pada perdagangan Senin (15/3).
Penurunan tersebut membuat nilai kapitalisasi pasar perusahaan anjlok US$ 62 miliar menjadi US$ 776 miliar. "Ini karena investor khawatir regulator keuangan Tiongkok akan melihat Tencent sebagai target berikutnya setelah Ant Group," kata sumber dikutip dari Bloomberg, Senin (15/3).
Bank sentral Tiongkok atau PBOC dikabarkan bakal meminta Tencent merombak struktur bisnis keuangan. Caranya, dengan mendirikan perusahaan induk yang memimpin layanan perbankan, asuransi, dan pembayaran.
PBOC menerapkan aturan tersebut, karena pemerintah berfokus mengantisipasi monopoli oleh raksasa teknologi. Akhir tahun lalu, regulator meminta Ant Group merestrukturisasi bisnis.
Regulator juga meminta perusahaan milik Jack Ma itu hanya berfokus pada layanan pembayaran. Tekanan berpengaruh terhadap harga saham Ant Group.
Apalagi, Ant Group sebenarnya bersiap untuk mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO). Perusahaan diperkirakan meraup dana segar US$ 37 miliar (Rp 536,5 triliun) jika jadi IPO. Nilainya mengalahkan rekor Saudi Aramco US$ 29,4 miliar (Rp 426,3 triliun) di bursa Riyadh pada Desember 2019.