Beijing Panggil Alibaba, Tencent, Xiaomi soal Teknologi Deepfake

Fahmi Ahmad Burhan
19 Maret 2021, 11:43
Beijing Panggil Alibaba, Tencent, Xiaomi soal Teknologi Deepfake
Microsoft Blog
Ilustrasi video deepfake

Otoritas terkait keamanan internet di Tiongkok, Cyberspace Administration of China (CAC) memanggil 11 perusahaan teknologi termasuk Alibaba, Tencent, induk TikTok hingga Xiaomi terkait deepfake. Teknologi ini dinilai bisa membahayakan masyarakat.

Deepfake adalah bentuk manipulasi suara dan wajah seseorang dalam bentuk video dengan mengandalkan deep learning. Teknologi deep learning merupakan bagian dari kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), yang secara umum mampu mengolah audio dan video.

Salah satu aplikasi berbasis deepfake yang ramai digunakan oleh warganet, termasuk di Indonesia, yakni MyHeritage. Platform ini dapat membuat foto orang yang sudah meninggal terlihat lebih hidup.

Dengan maraknya penggunaan deepfake, CAC pun memanggil 11 perusahaan Tiongkok untuk mendalami perkembangan teknologi ini. "Perusahaan harus melakukan penilaian keamanan sendiri dan menyerahkan laporan kepada pemerintah," kata CAC dikutip dari The Economic Times, Kamis (18/3).

CAC menilai, deepfake dapat membahayakan data pribadi pengguna. Pada akhirnya, ini akan berbahaya bagi keamanan nasional dan stabilitas sosial, serta bisa melanggar hak orang lain.

Sebenarnya, CAC sudah mencanangkan aturan yang menjadikan deepfake ilegal pada 2019. Regulasi ini mengatur tentang pendistribusian konten digital melalui video atau audio yang menggunakan AI dan virtual reality (VR). 

Penasihat teknologi Nina Schick mengatakan, penggunaan video deepfake dapat membahayakan masyarakat awam yang sulit membedakan konten palsu dan tidak. Ini menjadi sarana efektif untuk menyebarkan hoaks.

“Penggunaan (deepfake) yang sangat luas, yang kami ketahui, yakni untuk pornografi non-konsensual terhadap wanita," ujarnya BBC Internasional, tahun lalu (2/9/2020). "Deepfake ada di mana-mana dalam waktu sekitar tiga hingga lima tahun ke depan. Jadi kami perlu mengembangkan alat ini.”

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...