Startup SuperApp di Indonesia Makin Semarak saat Pandemi Corona

Desy Setyowati
22 Maret 2021, 20:08
Startup SuperApp di Indonesia Makin Semarak saat Pandemi Corona
Aleksandr Khakimullin/123rf
Ilustrasi
  • Bukalapak, KoinWorks, Shopee, AirAsia, BCA, Bank Mandiri, dan CIMB Niaga mengembangkan beragam layanan layaknya aplikasi super
  • Pengembangan superapp dinilai bisa meningkatkan valuasi startup
  • Ada tiga faktor untuk mengukur prospek bisnis superapp

Di Indonesia, aplikasi super alias superapp tak lagi hanya Gojek dan Grab. Bukalapak, Shopee dan startup teknologi finansial (fintech) KoinWorks mengembangkan beragam layanan layaknya superapp.

Fintech pembiayaan KoinWorks misalnya, meluncurkan tiga layanan baru saat pandemi corona yakni investasi emas KoinGold, obligasi KoinBond, dan pembayaran gaji KoinGaji. Ketiga produk ini dipilih karena permintaannya dinilai tinggi saat pagebluk virus corona.

Selain ketiga produk itu, KoinWorks memiliki KoinP2P, KoinRobo, KoinBisnis, dan KoinInvoice.

Unicorn e-commerce Bukalapak juga mengembangkan banyak layanan saat pandemi Covid-19. Produk anyar ini di antaranya agregator logistik, pencarian hunian, konsultasi hukum, fintech hingga Agen Penjual Raksa Dana (APERD).

Startup jumbo asal Singapura, Shopee pun menyediakan beragam layanan baru saat pandemi corona seperti ShopeeFood dan ShopeeMart. Perusahaan maskapai penerbangan, AirAsia juga meluncurkan superapp pada tahun lalu.

airasia superapp
Airasia Superapp (Google Play Store)

Perbankan juga membangun aplikasi super. BCA misalnya, menyediakan fitur Lifestyle pada BCA Mobile yang memungkinkan pengguna memesan kamar hotel hingga tiket pesawat.

Lalu CIMB Niaga menyediakan layanan beli pulsa, akses ke platform e-commerce hingga pembelian surat utang negara lewat aplikasi Octo Mobile. Kemudian, Bank Mandiri mempersiapkan superapp melalui Livin’ by Mandiri.

Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda menilai, perusahaan rintisan di Tanah Air mengarah pada penguatan ekosistem. Caranya, dengan merger dan akuisisi, kemitraan, dan lainnya.

“Salah satu alasannya, ini mendukung efisiensi biaya pengembangan platform,” kata Nailul kepada Katadata.co.id, Senin (22/3). “Di tengah pandemi, strategi pengembangan ekosistem melalui superapp bisa menambah layanan dengan sedikit biaya tambahan.”

Biaya layanan digital, yang hampir serupa, bisa lebih irit jika menambahkan layanan di aplikasi. Nailul mencontohkan Shopee yang menambahkan layanan pesan-antar makanan ShopeeFood, tanpa banyak mengubah tampilan aplikasi.

Perusahaan asal Singapura itu juga bisa memanfaatkan pengemudi Shopee Express. Dengan begitu, cakupan layanan diperluas, namun dengan biaya yang relatif sedikit.

shopee food
shopee food (Katadata/desy setyowati)

Alasan kedua yakni memperbesar valuasi. Semakin banyak potensi penggunaan suatu aplikasi, maka nilai valuasinya semakin besar. Dampaknya, jika membutuhkan pendanaan, maka akan lebih mudah dan berpotensi besar.

Alasan lainnya yakni, memudahkan konsumen menggunakan satu aplikasi untuk semua kegiatan ekonomi.

Pendiri Blackberry Mike Lazaridis sempat menyampaikan definisi superapp pada 2010. Saat itu, ia menilai bahwa aplikasi super adalah ekosistem tertutup dari banyaknya aplikasi yang akan digunakan orang setiap hari.

Jika merujuk pada definisi tersebut, Bukalapak membangun superapp. Ini karena unicorn itu menyediakan beragam layanan baru tahun lalu.

CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro sepakat bahwa unicorn itu mengembangkan superapp. “Bukalapak bisa disebut sebagai superapp, karena memberikan layanan yang terdiversifikasi,” kata dia kepada Katadata.co.id, Oktober tahun lalu (5/10/2020).

Ia menilai, langkah itu bertujuan cross-selling atau menjual produk baru pada pelanggan yang sudah ada. Selain itu, untuk menjaga pengguna setia dan meningkatkan transaksi, sehingga mempercepat upaya perusahaan meraup untung.

President Bukalapak sekaligus CEO Buka Investasi Bersama (BIB) Teddy Oetomo sempat menyampaikan, perusahaan tak lagi mengandalkan strategi promosi atau 'bakar uang' untuk mendorong transaksi. Bukalapak berfokus pada pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Dengan cara itu, pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA) Bukalapak pada kuartal II tumbuh 60% dibandingkan 2018. “Kami cari solusi dan inovasi yang diperlukan masyarakat," kata Teddy, September tahun lalu (11/9/2020). "Kami mengurangi bakar uang masif, dan pangsa pasar relatif stabil.”

KoinWorks juga menjalankan strategi serupa. Fintech lending ini pun berencana meluncurkan layanan baru yang berfokus menyasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...