Agate Ungkap Empat Tantangan Bangun Bisnis Gim di Indonesia

Fahmi Ahmad Burhan
6 April 2021, 19:18
Agate Ungkap Empat Tantangan Bangun Bisnis Gim di Indonesia
ANTARA FOTO | Rahmad
Ilustrasi gim

Industri gim Indonesia tumbuh hingga 20% pada awal pandemi corona. Namun, pengembang game online Tanah Air, Agate menilai ada empat persoalan yang harus dihadapi oleh perusahaan di sektor ini.

Pertama, masyarakat lebih memilih game buatan luar negeri. “Pangsa pasar gim lokal hanya 0,4%,” kata CEO Agate Arief dalam acara Next Gen Summit 2021, Selasa (6/4).

Advertisement

Sedangkan pangsa pasar gim Tiongkok mencapai 68% di Nusantara. Game online asal Negeri Panda seperti PUBG, Game for Peace, Clash of Clans, dan lainnya.

Hal tersebut membuat investasi gim Tanah Air rendah. Dalam setahun hanya US$ 2 juta. Sedangkan di Vietnam bisa mencapai US$ 50 juta.

Masalah kedua, persaingan yang ketat. Dalam sebulan, ada 30 ribu gim baru yang rilis secara global. “Persaingan langsung dengan pemain global seperti Tencent dari Tiongkok," ujarnya.

Ketiga, tingginya ongkos iklan. Arief mengatakan, biaya yang harus dikeluarkan untuk menyasar pengguna baru rerata meningkat 20%-30% per tahun. “Biaya iklan semakin mahal,” kata dia.

Terakhir, tuntutan biaya produksi yang mahal. Sebab, ekspektasi pengguna terus meningkat dan mengharapkan kualitas gim yang bagus.

"Mereka akan melihat gambar yang bagus seperti menonton superhero di film. Itu membuat biaya produksi menjadi mahal," katanya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement