Grab Akan IPO di Bursa AS Lewat SPAC, Valuasi Diramal Rp 578 Triliun
Grab Holdings Inc. mengumumkan akan mencatatkan saham perdana alias IPO di Amerika Serikat, bekerja sama dengan Altimeter Growth Corp. Decacorn Singapura ini berencana mendaftar di Nasdaq dengan simbol ‘GRAB’ dalam beberapa bulan ke depan.
Perjalanan Grab menjadi perusahaan publik di bursa saham AS difasilitasi oleh gabungan kesepakatan bisnis dengan SPAC atau perusahaan akuisisi bertujuan khusus, Altimeter Growth. Berdasarkan rencana transaksi yang diajukan, Altimeter Growth dan Grab akan dimiliki penuh oleh perusahaan induk baru.
Gabungan perusahaan itu diprediksi memiliki valuasi ekuitas berdasarkan pro-forma sekitar US$ 39,6 miliar atau Rp 578,4 triliun. Pada saat penutupan transaksi, gabungan perusahaan ini diproyeksi menerima US$ 4,5 miliar dalam bentuk aliran dana tunai dari investasi yang baru masuk.
Nilai itu termasuk komitmen penuh dari penawaran Private Investment in Public Equity (PIPE) lebih dari US$ 4 miliar. Nilainya meningkat, karena minat investor besar.
PIPE tersebut dipimpin oleh Altimeter yang berkomitmen US$ 750 juta. Peserta lainnya yakni BlackRock, Counterpoint Global, T.Rowe Price Associates, Inc., Fidelity International, Fidelity Management and Research LLC, Janus Henderson Investors, Mubadala, Nuveen, Permodalan Nasional Berhad, dan Temasek.
Sedangkan investor dari Indonesia yakni Djarum, Keluarga Sariaatmadja, dan Sinar Mas. “Merupakan kebanggan bagi kami untuk dapat mewakili Asia Tenggara di pasar terbuka global,” kata Co-Founder sekaligus CEO Grab Group Anthony Tan dalam siaran pers, Selasa (13/4).
Rencana transaksi yang diajukan dan telah disetujui oleh boards of directors Grab dan Altimeter Growth ditarget selesai dalam beberapa bulan ke depan. Ini menunggu persetujuan para pemegang saham, dan persyaratan kesepakatan umum lainnya.
Sedangkan Anthony mengatakan, IPO merupakan pencapaian dari perjalanan bisnis Grab. Langkah ini juga dinilai semakin penting seiring upaya Asia Tenggara untuk pulih dari pandemi Covid-19.
“Pandemi ini menjadi tantangan yang begitu besar bagi kami. Namun kami juga belajar untuk menjadikan bisnis lebih tangguh. Strategi superapp yang terdiversifikasi telah membantu mitra pengemudi untuk beralih ke layanan pengiriman, dan mendorong kami untuk mencapai pertumbuhan seraya meningkatkan keuntungan,” kata dia.
Keputusan Grab untuk menjadi perusahaan publik didorong oleh kinerja keuangan yang dinilai solid tahun lalu. Grab mencatatkan nilai transaksi atau GMV sekitar US$ 12,5 miliar pada 2020, atau melebihi level sebelum pandemi corona. Nilainya meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2018.
Berdasarkan GMV pada layanan pesan-antar makanan online, ride-hailing, dan TPV untuk pembayaran dompet digital, di seluruh Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam.
Berdasarkan riset Euromonitor, Grab memimpin untuk kategori layanan-layanan utama di Asia Tenggara. Decacorn Singapura ini memiliki sekitar 72% total GMV untuk berbagi tumpangan (ride-hailing), 50% pesan-antar makanan, dan 23% total payments volume (TPV) layanan pembayaran dompet digital pada tahun lalu.
Grab juga mencatatkan positive segment EBITDA pada jasa transportasi di seluruh pasar, serta layanan pengantaran di lima dari enam negara. Segment EBITDA yakni pengukuran non-GAAP dan tidak termasuk regional costs.
Founder sekaligus CEO Altimeter Brad Gerstner senang karena Grab memilih Altimeter Capital Markets sebagai mitra IPO. “Kami sangat bersemangat untuk bergabung menjadi pemilik-pemilik jangka panjang dari perusahaan inovatif dan memiliki misi besar ini,” kata dia.
Altimeter berkomitmen memegang saham yang dimiliki oleh sponsor selama tiga tahun. Sebanyak 10% di antaranya akan dimanfaatkan untuk dana abadi, Dana GrabForGood.