Salip OPPO, Vivo Pertama Kalinya Kuasai Pasar Ponsel di Tiongkok
Produsen ponsel pintar (smartphone), Vivo menggeser posisi OPPO menjadi pemimpin pasar ponsel di Tiongkok. Ini didorong oleh penjualan gawai berbasis jaringan internet generasi kelima alias 5G.
Berdasarkan laporan terbaru Counterpoint, Vivo menguasai 24% pasar di Negeri Panda per 28 Maret. Sedangkan OPPO 21% dan Huawei 15%.
"Untuk pertama kalinya, Vivo naik ke posisi teratas di pasar Tiongkok," kata analis Counterpoint Yang Wang, Rabu (14/4).
Ia mengatakan, Vivo bersaing ketat dengan OPPO untuk menguasai pasar Tiongkok sejak awal tahun. Pada Januari, OPPO sempat memimpin dengan 21% pasar. Disusul oleh Vivo 20%, serta Huawei, Apple, dan Xiaomi masing-masing 16%.
"Kami memperkirakan, kedua merek tersebut terus bersaing ketat untuk menempati posisi teratas tahun ini," ujar Wang.
Wang menilai, Vivo menguasai pasar Tiongkok saat ini karena terdorong penjualan ponsel 5G. Vivo tercatat sebagai salah satu merek (brand) yang meluncurkan gadget 5G pertama di pasar.
Beberapa ponsel 5G besutan Vivo yaitu Nex 3 dan iQOO Pro. Vivo gencar mengembangkan portofolio 5G sejak 2019. Porsi penjualan gawai berbasis teknologi anyar ini pun melonjak dari 0,5% pada 2019 menjadi 76% dari total.
Wang juga menilai, Vivo menguasai pasar Negeri Tirai Bambu karena positioning produk yang jelas. Saat ini, portofolio produk Vivo mencakup seri NEX, X, S, Y, dan sub-merek iQOO.
Seri NEX dan X merupakan andalan Vivo yang berfokus pada kemampuan kamera. Sedangkan seri S dan U berfokus pada harga terbaik. Lalu sub-merek iQOO difokuskan pada saluran penjualan online.
Vivo juga berupaya keras meningkatkan kemampuan kamera melalui kemitraan strategis dengan pakar optik Jerman Carl Zeiss.
Selain itu, penjualan ponsel Vivo dan OPPO terdongkrak karena bisnis gadget Huawei tertekan sanksi Amerika Serikat (AS). Huawei masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di AS sejak awal 2019.
AS melarang perusahaan bekerja sama dengan Huawei. Google misalnya, beberapa kali mengajukan izin agar dapat bermitra dengan raksasa Negeri Panda itu. Namun, lisensi ini kedaluwarsa sejak Agustus 2020.
Alhasil, Google tidak dapat bermitra lagi dengan Huawei. Perangkat Huawei pun tidak didukung oleh sistem operasi (operating system/OS) Android maupun Google Mobile Services (GMS) seperti Gmail, YouTube, dan lainnya.
AS juga memblokir 152 afiliasi semikonduktor Huawei per Agustus 2020. Ini membuat Huawei terpaksa menyetop produksi cip, termasuk prosesor andalannya Kirin sejak September tahun lalu.
Trump juga sempat melarang Qualcomm memasok cip ke Huawei. Namun, larangan itu dibatalkan setelah Joe Biden dinyatakan menang dalam pemilihan presiden (pilpres).
Berdasarkan data IDC, pangsa pasar Huawei di global anjlok 42,4% secara tahunan (year on year/yoy) tahun lalu. Di saat yang sama, Canalys mencatat bahwa penjualan OPPO naik 14% yoy pada kuartal IV 2020. Lalu Xiaomi meningkat 31% dan Vivo 14%.
Padahal, Huawei sempat memimpin pada kuartal II 2020, sebagaimana Databoks di bawah ini:
Laporan Canalys menunjukkan, posisi Huawei, termasuk merek Honor, melorot ke posisi keenam secara global karena hanya mengirimkan 32 juta smartphone. “Ini pertama kalinya dalam enam tahun, peringkatnya anjlok di bawah peringkat lima,” demikian dikutip dari TelecomLead, Januari lalu (28/1).
Huawei juga dikalahkan oleh Apple secara global. Pada kuartal IV 2020, Apple mengirimkan 81,8 juta iPhone, atau naik 4% yoy. Sedangkan Samsung mengirimkan 62 juta unit, turun 12%.