Survei: Bisnis Remitansi Berpotensi Besar tapi Hadapi 4 Tantangan

Fahmi Ahmad Burhan
16 April 2021, 15:01
remitansi, Kirim Uang
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS (USD) di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020).

Layanan pembayaran dan pengiriman uang atau remitansi secara digital terdongkrak pandemi Covid-19. Namun, pelaku usaha di sektor ini menghadapi setidaknya empat tantangan yakni biaya tinggi, lambatnya pengiriman, proses yang rumit, dan transparansi.

Survei terbaru dari perusahaan teknologi remitansi global, Wise menunjukkan bahwa 70% responden mengeluhkan biaya tinggi saat mengirim uang ke luar negeri. Kemudian, 77% menilai proses transfer lambat, khususnya dalam menunggu kiriman uang tiba di negara tujuan.

Sebanyak 75% merasa tidak nyaman, karena harus bepergian ke kantor fisik selama jam kerja dan proses verifikasi identitas yang lama jika mengirimkan uang ke luar negeri. Lalu, 71% mengeluhkan rendahnya transparansi.

“Biaya, kecepatan, transparansi itu menjadi tantangan nyata dan harus selalu diatasi,” kata Head of Indonesia Expansion Wise Elian Ciptono saat wawancara dengan Katadata.co.id, Jumat (6/4).

 

Padahal, volume remitansi di Indonesia mencapai US$ 5 miliar pada 2019. Angka ini didorong oleh pertumbuhan beberapa segmen seperti pendidikan. Data ICF menunjukkan, jumlah pelajar yang belajar di luar negeri meningkat 30% dalam satu dekade terakhir. 

Katadata.co.id pun berbincang-bincang dengan Elian terkait potensi dan tantangan layanan remitansi di Indonesia.

Bagaimana kinerja bisnis Wise, terutama di Indonesia selama pandemi Covid-19?
Banyak pengguna yang mencari layanan remitansi lebih mudah secara digital. Survei kami menunjukkan, 90% konsumen ingin layanan yang lebih cepat, transparan, murah, dan mudah. 

Berkat dorongan pandemi itu, bisnis kami tumbuh positif dari segala matrik, baik jumlah konsumen maupun volume proses.

Layanan apa yang diminati di Indonesia?
Di Indonesia, baru remitansi individual yang kami tawarkan sejak 2019. November tahun lalu, kami meluncurkan transfer outgoing. Ini tumbuh positif, dan responsnya baik.

Paling banyak pengiriman uang ke negara mana?

Data Bank Dunia menunjukkan, tujuan populer meliputi Tiongkok, Thailand, Jepang, Singapura, dan Amerika Serikat (AS). Ini sejalan dengan data kami.

Wise hadir di 80 negara. Di Asia tenggara sudah hadir di Malaysia dan Singapura. Bagaimana potensi pengiriman uang dari Indonesia ke negara tetangga, dan sebaliknya?

Kami melihat di Indonesia potensial. Namun, ada tantangan juga yakni 90% konsumen menginginkan layanan remitansi berbiaya lebih murah, proses tidak terlalu kompleks, dan cepat.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...