Korporasi dan UMKM Indonesia Masif Adopsi AI, IoT, Cloud saat Pandemi

Desy Setyowati
19 April 2021, 17:13
Korporasi dan UMKM Indonesia Masif Adopsi AI, IoT, Cloud saat Pandemi Corona
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pengunjung melihat alat teknologi robot pada Pameran Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) 2019 di Jakarta Convention Center, Kamis (3/10/2019).

Pandemi Covid-19 memaksa banyak orang untuk beralih ke layanan digital guna meminimalkan risiko tertular virus corona. Ini juga mendorong korporasi hingga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengadopsi teknologi, guna menjangkau konsumen.

Setidaknya ada tiga teknologi yang masif diadopsi yakni Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), dan komputasi awan (cloud). Lonjakan adopsi ketiga teknologi ini juga terjadi di negara lain.

Advertisement

UMKM juga masif mengadopsi teknologi. “Adopsi cloud misalnya, meningkat 20% lebih,” kata Presiden Direktur IBM Indonesia Tan Wijaya saat wawancara khusus dengan Katadata.co.id, pekan lalu (14/4).

Ia mengatakan, adopsi teknologi akan semakin masif ketika jaringan internet generasi kelima (5G) diterapkan.

Akan tetapi, masifnya adopsi teknologi juga meningkatkan risiko serangan siber. Berikut hasil wawancara Katadata.co.id dengan Tan terkait adopsi teknologi dan risiko keamanan siber.

Presiden Direktur IBM Indonesia Tan Wijaya
Presiden Direktur IBM Indonesia Tan Wijaya (IBM Indonesia)

Bagaimana perkembangan bisnis IBM Indonesia, khususnya selama pandemi corona? Layanan apa saja yang meningkat tajam?

Pada 10-15 tahun lalu, produk yang laku itu berdasarkan dari orang yang kenal sama pembeli. Jadi relationship menjadi fokus utama. Dengan adanya search engine yang sudah meluas 10 tahun belakangan ini, di Google, Yahoo, dan sebagainya, orang sudah tidak lagi bertumpu atau relly pada penjual yang punya informasi, karena mudah didapatkan dari search engine.

Dalam tiga tahun terakhir, kami melihat banyak konsumen korporasi sudah masuk show me and tell me. Artinya, mereka minta ‘tolong dong tunjukkan hasilnya’. Dengan perubahan ini, cara kami berbisnis juga berubah. Dulu, kirim proposal. Ini sedikit kurang relevan saat ini, terutama di IT.

Di IT, sudah banyak developing operational dan agile. Dua metodologi yang membuat orang mudah untuk melihat hasil jauh lebih cepat. Tentu peta persaingan akan sangat berbeda. Kami berfokus pada teknikal skill kami. Banyak tenaga penjual dan arsitek kami diperkuat dari sisi teknikal. Jadi konsumen bisa lebih relevan. Jadi konsumen melihat bagaimana produk kami bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya.

Bagaimana tren permintaan layanan teknologi di Asia Tenggara, terutama di Indonesia selama pandemi corona?

Kami mencatat misalnya, keamanan siber. Dengan situasi Covid-19, banyak sekali pembelian lewat e-commerce. Ini juga membuka celah security attack yang kita rasakan setiap hari. Banyak e-commerce besar yang merasakan ancaman signifikan di kuartal I 2021, kami catat kenaikannya lebih dari 67%.

Kami lihat banyak sekali terutama di bidang finansial memperkuat fondasi sistem keamanan. Kami dapat menikmati pertumbuhan signifikan untuk (permintaan layanan) keamanan siber ini. Selaras dengan data global.

Kalau hybrid cloud agak sedikit berbeda. Di luar negeri, adopsinya banyak. Di Indonesia, karena ada pembatasan data center maka hanya relevan dengan hybrid cloud yang sudah tersedia di Tanah Air.

Untuk enterprise, mereka lebih ke hybrid cloud. Bagaimana pelanggan kami melihatnya bisa menikmati fasilitas cloud, yakni dapat menyebarkan input dengan cepat dan bisa menekan biaya seminimal mungkin. Lalu bagaimana bisa memindahkan output-nya satu ke tempat lain.

Mereka tidak mau ada vendor lock-in. Artinya, begitu saya masuk public cloud lalu tidak bisa keluar. Jadi, mau tidak mau bergantung pada vendor. Dengan hybrid cloud membantu mereka memindahkan dari satu ke yang lain. Ini signifikan, minimal kenaikannya 20% yang terjadi di Kuartal I 2021 di bidang hybrid cloud.

Bulan lalu, kami meluncurkan cloud satelit yaitu suatu kemampuan di mana cloud bisa ditempatkan di tempat konsumen atau lokasi yang ditunjuk oleh konsumen, dengan semua fasilitas yang dimiliki oleh IBM.

Bagaimana adopsi AI di Indonesia?

Data AI, ini kami melihat that’s the new oil competing in the market, terutama saat pandemi corona. Bagaimana mereka mengelola biaya dengan baik, itu mereka harus punya data. Setiap keputusan dari perusahaan harus ada data di belakang layar, harus ada movement seperti ini.

Dengan situasi Lebaran ini misalnya, maka level stok Anda harus seperti ini supaya tidak oversupply. Ini hanya bisa dilakukan bisa menggunakan data.

Ini bukan hanya historical data. Dengan adanya Covid-19, lanskap bisa berubah. Kombinsasi antara historical dengan modelling jadi penting. Ini banyak vendor yg disebut deep machine learning. Bicara data dan AI untuk institusi finansial, kami melihat incurred yang signifikan di dua area yaitu data main house dan master data management yakni bagaimana mengelola kualitas data.

Robotika otomatisasi banyak diadopsi di Indonesia?

Kami di IBM ada augmented AI, data yang kami fokuskan tapi bukan bertujuan menggantikan, tapi komplimen. Bicara AI identik dengan robotik dan IoT. Yg kami lihat banyak di manufaktur yang mulai mulai untuk industri 4.0. Ini bahasa mudahnya bagaimana mengelola IoT, robotik, menjadikan insight atau data. Dua ini kombinasinya lalu di-translate di korporasi yang lebih baik.

Ada beberapa yang sudah masuk, terutama di industri manufaktur. Contohnya di industri otomotif, mereka mau menambah pabrik tetapi ada satu kesulitan yakni analisis cacat produk. Apakah ini lolos quality control untuk dijual atau cacat?

Ada satu kasus, saat produk dikirim ke luar negeri, cacat itu ketemu. Bayangkan biaya untuk kirim balik. Ada pabrik yang besar di Jakarta. Mereka mau menambah pabrik susah dan cacatnya ditemukan di luar negeri, karena ekspor.

Kalau menggunakan IoT ini semudah memakai CCTV berbasis IoT lalu dianalisis. Ini untuk mengetahui output-nya cacat atau tidak. Di back-end ada data dan analisis yang memilah produk cacat atau tidak.

Kasus lain di kontraktor mesin alat berat. Ada mesin-mesin yang kasusnya ekstrem misalnya, barang yang diangkat lebih berat atau jalurnya terjal. Dengan teknologi, ini tercatat semua. Dengan begitu, bisa dipetakan misalnya, kapan waktu yang tepat untuk maintenance. Ini akan menghemat biaya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement