Pinjaman Syariah Naik Dua Kali Lipat, Investree Siapkan Empat Strategi
Startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending), Investree mencatatkan peningkatan penyaluran pinjaman syariah dua kali lipat pada kuartal I. Perusahaan pun menyiapkan empat strategi untuk menggenjot kredit tahun ini.
Pertama, memperbanyak jumlah pemberi pinjaman (lender) dari institusi. "Ada Bank Syariah Indonesia (BSI). Kami sasar potensi BSI ini,” kata Co-Founder sekaligus CEO Investree Adrian Gunadi saat konferensi pers virtual, Rabu (5/5).
Selain itu, Investree menyasar Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah.
Kedua, memperluas kolaborasi dengan pelaku usaha di industri halal. Beberapa pelaku usaha yang disasar seperti pebisnis makanan, perjalanan dan lainnya yang berbasis halal.
"Itu target pasar kami. Untuk itu, kami akan gencar bekerja sama mendukung kebutuhan permodalan di industri halal itu," kata Adrian.
Ketiga, membuat ekosistem halal sendiri. "Misalnya, dengan penyelenggara haji dan umrah," ujarnya.
Terakhir, meluncurkan produk baru berbasis syariah. Beberapa produk baru yang disiapkan seperti buyer financing dan supply chain financing.
Layanan Investree Syariah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Januari 2018. Sejak saat itu, perusahaan menyalurkan pinjaman Rp 384,84 miliar. Sedangkan sepanjang kuartal pertama, penyaluran kredit Rp 10 miliar.
Investree sendiri mencatatkan peningkatan penyaluran pinjaman lebih dari dua kali lipat tahun ini. "Pertumbuhan layanan syariah Investree ini meningkat pesat," kata VP Sharia Investree Arief Mediadianto.
Jumlah peminjam (borrower) 163, sementara lender 3.238.
Arief memperkirakan, penyaluran pinjaman tumbuh empat kali lipat pada kuartal kedua dibandingkan kuartal pertama. Sebab, strategi kolaborasi dengan menjaring industri halal dan ekosistem syariah sudah dijalankan.
Selain itu, layanan Investree terdorong ramadan. Banyak konsumen yang akan menggunakan layanan syariah untuk kepentingan keuangan.