Target 30 Juta UMKM Go Digital, Asosiasi E-Commerce Sasar Perdesaan
Pemerintah menargetkan 30 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merambah ekosistem online atau go digital pada 2023. Untuk itu, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menyasar pelaku usaha di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Selama setahun terakhir, ada empat juta UMKM merambah platform online. Maka, totalnya hampir 13 juta per Maret.
Ketua Umum idEA Bima Laga mengatakan, pelaku UMKM yang mendigitalisasi bisnis mayoritas berada di wilayah non-3T. Data Kementerian Koordinator Perekonomian 2020 menunjukkan, 28,2% UMKM go digital berdomisili di DKI Jakarta, 23,9% Jawa Tengah, 14,1% Jawa Barat, dan 10,2% Jawa Timur.
Padahal, 44% penduduk Indonesia berada di luar Pulau Jawa. "Maka, kami menyasar UMKM di 3T tahun ini," ujar Bima saat konferensi pers virtual, Kamis (6/5).
Asosiasi pun berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membuat program pelatihan bagi UMKM di wilayah 3T untuk mendigitalisasi bisnis. "Jadi akan ada satu tempat di wilayah 3T, bekerja sama dengan Kominfo. Diajarkan cara berjualan online, mengangkut barang, dan lainnya," ujarnya.
Ke depan, ia berharap UMKM di wilayah 3T itu tidak hanya memperluas akses pemasaran melalui online dan bahkan ekspor. "Kami tingkatkan skalanya," ujar Bima.
Saat ini, beberapa platform e-commerce anggota idEA sudah memfasilitasi penjualan ekspor. Dengan begitu, UMKM tinggal mengikuti standar kualitas yang harus diikuti.
Selain menggaet UMKM di wilayah 3T, idEA berpartisipasi dalam gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI). "Dukungan itu salah satunya menyediakan landing page di setiap marketplace," kata Bima. Selain itu, memberikan pelatihan untuk UMKM dan membuat program BBI Award.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menilai, gerakan BBI efektif mendorong digitalisasi UMKM. "Dampak BBI sangat nyata, menunjukan optimisme dan bertumbuhnya ekonomi Indonesia," katanya.
Pemerintah pun membuat program promosi hari BBI selama 5-13 Mei, guna mendongkrak konsumsi dalam negeri. Ada 72 e-commerce yang terlibat dalam program. Mereka akan memberikan gratis ongkos kirim kepada konsumen maksimal Rp 20 ribu.
Sedangkan pemerintah berkontribusi dengan menyebarluaskan gerakan nasional ini. Tujuannya, memastikan semua orang mengetahui program belanja online dengan pemberian subsidi gratis ongkos kirim.