Roket Tiongkok Jatuh di Samudera Hindia, Beijing Justru Salahkan AS

Fahmi Ahmad Burhan
10 Mei 2021, 17:07
Roket Tiongkok Jatuh di Samudera Hindia, Beijing Justru Salahkan AS
ANTARA FOTO/Xinhua-Jin Liwang/hp
Roket Long March-5, yang membawa wahana antariksa Chang\'e-5, meluncur dari Situs Peluncuran Wahana Antariksa Wenchang, di pesisir provinsi pulau Hainan, China selatan, Selasa (24/11/2020).

Roket Long March 5B milik Tiongkok terkonfirmasi jatuh menghantam bumi dan puing-puingnya ditemukan di Samudera Hindia. Namun, Beijing menyalahkan Amerika Serikat (AS).

Tiongkok dianggap lalai atas jatuhnya roket 18 ton tersebut. Akan tetapi, pemerintah Negeri Panda menyalahkan AS karena dianggap membawa kekhawatiran atas kemajuan teknologi.

Beijing menuduh para ilmuwan serta Badan Penerbangan dan Antariksa AS atau NASA bertindak melawan hati nurani dan menjadi anti-intelektual. "Orang-orang ini iri dengan kemajuan pesat Tiongkok dalam teknologi luar angkasa," kata surat kabar yang dikelola pemerintah, Global Times, dikutip dari CNN Internasional, Senin (10/5).

Menurut editorial surat kabar itu, pihak AS dan NASA mencoba untuk menghalangi dan mengganggu peluncuran roket Tiongkok.

Beijing juga telah lama menganggap negara-negara Barat dan media mengatur standar yang berbeda untuk setiap peluncuran roket. 

Dibandingkan AS, Tiongkok termasuk negara yang terlambat dalam eksplorasi ruang angkasa. Negeri Tirai Bambu itu pertama kali meluncurkan roket pada 1970, 13 tahun setelah Uni Soviet dan 12 tahun setelah AS.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, Tiongkok dengan cepat menjadi pelopor dalam perlombaan antariksa, bersaing dengan AS. 

Sejak 1999, AS memberlakukan kendali ekspor atas teknologi satelit ke Tiongkok. Lalu pada 2011, Kongres AS mengeluarkan regulasi yang memberlakukan pembatasan pada keterlibatan NASA dengan Tiongkok.

Akibatnya, astronot Tiongkok dilarang masuk ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang merupakan satu-satunya stasiun luar angkasa di orbit. Stasiun itu merupakan hasil kolaborasi antara AS, Rusia, Eropa, Jepang, dan Kanada.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...