Jelang IPO, Grab Ungkap Alasan Fokus Incar UMKM saat Pandemi

Fahmi Ahmad Burhan
8 Juni 2021, 19:48
Jelang IPO, Grab Ungkap Alasan Fokus Incar UMKM saat Pandemi
KATADATA | Ajeng Dinar Ulfiana
Mitra pengemudi Grab memarkirkan motor di parkiran khusus Grab , Mall FX, Jakarta Selatan (22/11/2018).

Grab berencana mencatatkan saham perdana alias IPO di bursa Amerika Serikat (AS) lewat perusahaan akuisisi bertujuan khusus atau SPAC Altimeter Growth. Decacorn Singapura ini pun berfokus menyasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Sejak pandemi Covid-19 atau tahun lalu, kami masif on-board banyak UMKM di daerah untuk bergabung ke Grab," kata Region Head of Kalimantan and Rest of Indonesia Grab Indonesia Abriyani Muharommah di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Selasa (8/6).

Untuk itu, perusahaan gencar menggaet pemerintah daerah (pemda) dan rutin menggelar sosialisasi di beberapa wilayah setiap bulan. “Ada bazar online untuk proses delivery layanan GrabExpress," katanya.

Selain itu, menjalankan program Klub Juragan GrabExpress (KJGE) yang memudahkan UMKM mengakses informasi terkait digitalisasi bisnis.

Dengan strategi tersebut, Grab berhasil menggaet enam juta UMKM. Layanannya juga tersedia di 260 kabupaten/kota di Indonesia.

Ia mengatakan, potensi segmen UMKM besar. Di Tarakan misalnya, ada 13.427 pelaku usaha. “Banyak orang juga menghabiskan waktu dengan berwisata kuliner di sini," katanya.

Walikota Tarakan Khairul menambahkan, UMKM di Tarakan berkontribusi sekitar 60%-70% produk domestik regional bruto (PDRB) kota. Oleh karena itu, ia mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk mendigitalisasikan bisnis.

Namun, ia menilai ada empat tantangan utama digitalisasi UMKM di daerah. Pertama, literasi digital rendah, sehingga perlu diedukasi terkait strategi penjualan hingga risiko yang akan dihadapi di ekosistem digital seperti penipuan atau penyalahgunaan data pribadi.

Kedua, kesulitan meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan. Padahal, laporan East Ventures tentang Digital Competitiveness Index di Indonesia 2021 menunjukkan bahwa Kalimantan Utara menempati peringkat 14 dari 34 provinsi dengan tingkat daya saing digital tertinggi.

Ketiga, layanan keuangan lebih banyak tersedia di lokasi tertentu atau terpusat di perkotaan. Keempat, akses infrastruktur internet belum merata.

Meski menghadapi keempat tantangan itu, Grab berfokus menyasar UMKM, termasuk di daerah. Presiden Grab Ming Maa pernah menyampaikan, kinerja keuangan perusahaan membaik di tengah pandemi corona karena menyasar UMKM.

"Total pendapatan bersih Grab melonjak sekitar 70% secara tahunan (year on year/yoy) pada 2020," demikian kata Maa, dikutip dari Tech In Asia, pada Januari (4/1). "Untuk menciptakan efek riak yang menguntungkan, tidak hanya bisnis yang masuk ke platform, tetapi seluruh rantai nilai yang mendukung mereka (UMKM).”

Decacorn Singapura itu pun meluncurkan Grab Merchant pada pertengahan tahun lalu. Layanan dengan model Business to Business (B2B) ini bertujuan membantu UMKM di Asia Tenggara mengelola bisnis secara terintegrasi dan berbasis online.

"Kami akan memanfaatkan teknologi kami dan menjangkau untuk menemukan cara-cara baru dalam berbisnis yang secara inklusif dapat mendukung semua orang, ”ujar Co-Founder Grab Hooi Ling Tan dikutip dari DealStreetAsia, Juni tahun lalu (8/6/2020).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...