Indonesia Akan Punya 12 Bank Digital, Bagaimana Nasib Fintech Lending?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, akan ada 12 bank digital di Indonesia. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menilai, tren bank digital bukan menjadi kekhawatiran bagi perusahaan teknologi finansial pembiayaan atau fintech lending.
Juru Bicara AFPI Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, pangsa pasar dan model bisnis fintech lending dan bank digital berbeda. Ia justru memperkirakan perusahaan di kedua sektor ini masif bekerja sama.
“Kami optimistis kolaborasi antara bank digital dan fintech lending tidak hanya menopang perekonomian Indonesia, tetapi juga dapat meningkatkan inklusi keuangan," kata Taufan kepada Katadata.co.id, Selasa (15/6).
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani juga menyampaikan, fintech lending masif menggaet bank digital sejak tahun lalu. “Literasi kedua pemain sudah berbasis teknologi, sehingga lebih mudah dan siap untuk bekerja sama," katanya.
Fintech lending bisa menambah jumlah pemberi pinjaman (lender) institusi jika berkolaborasi dengan bank. Dengan begitu, jumlah penyaluran pinjaman mereka meningkat.
Bagi bank digital, kolaborasi dengan fintech lending akan menambah basis pelanggan. "Jadi sangat komplimen antara kedua pihak," kata Edward.
CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro sepakat bahwa fintech lending dan bank digital mempunyai target pasar berbeda. Perusahaan di kedua bidang ini yang menyediakan pinjaman konsumtif atau produktif.
Selain itu, ada yang mengincar segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pertanian, perkotaan, atau perdesaan. Oleh karena itu, menurutnya kedua perusahaan ini tidak bersaing.